JAKARTA, Beritalima.com | Anfield Wibowo, remaja 15 tahun berkebutuhan khusus ganda, yakni tunarungu dan sindrom asperger menunjukkan kreativitasnya di masa ‘Stay at Home’ ini. Anfield yang paling tidak sudah menghasilkan lebih dari 1500 lukisan ini pun bersiap melakukan pameran tunggal untuk kelima kalinya.
Anak semata wayang pasangan Donny Mardo dan Veronica Christiyani Dewi itu mulai senang corat-coret sejak usia dua tahun. Seiring bertambahnya usia, ketertarikan Anfield terhadap melukis terlihat jelas.
Remaja kelahiran Jakarta, 19 November 2004 ini melukis dengan berbagai gaya, seperti ekspresionis, naturalis, abstrak, dan lainnya. Hal itu dilakukan sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran dan imajinasinya.
“Anfield memiliki imajinasi yang mengembara. Apa pun yang ada dalam pikirannya akan dilukis. Dia dapat melukis dengan berbagai macam gaya,” kata Donny.
Menurut Donny, melukis merupakan media Anfield dalam mengekspresikan diri, menuangkan visi misi, dan imajinasi.
“Selain itu, dengan melukis, Anfield melatih motorik kasar dan halus, termasuk melatih konsentrasi diri,” ungkapnya.
Donny menjelaskan, selama menjalankan arahan pemerintah untuk ‘Stay at Home’, Anfield cukup produktif mengembangkan talentanya untuk melukis.
“Memang tidak mudah baginya menerima keadaan ini. Mengapa dia akhir-akhir ini di rumah saja, tidak pergi ke sekolah, tidak pergi ke mana mana,” kata Donny.
Pria yang sehari-hari bekerja di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan ini menjelaskan, ia berusaha menginterpretasikan karya-karya yang dihasilkan selama Anfield tinggal di rumah saja dalam masa pembatasan fisik untuk mencegah meluasnya Virus Corona. Hal ini dikarena Anfield melukis tanpa banyak keterangan. Hasil karyanya lah yang bercerita.
“Sedikitnya ada delapan lukisan yang saya maknai dari karya Anfield ini,” kata Donny, yang berterus terang memberi nama puteranya sesuai nama stadion di Liverpool karena kecintaannya pada ‘The Reds’.Dimulai dengan lukisan pertama yang menggambarkan kejenuhan tinggal di kota besar yang memiliki banyak problem seperti kemacetan, banjir dan sekarang pandemik Corona. Rasanya dia ingin pindah ke Castle Impian yang serba indah dan menyenangkan. Lukisan berikutnya tentang keadaan/situasi perumahan di Itali yg di Lock Down, kemudian tentang penjelasan Presiden Jokowi kepeda Anfield dkk ttg makna dari “di rumah aja”, lalu korban Covid 19, lukisan mengenai Rumah sakit khusus Covid 19. Lukisan terakhir dari serial ini adalah lukisan tentang Bunga yang sedang mekar di bawah langit yang cerah seolah dia meramalkan ato berharap semuanya akan kembali normal dan menjadi Indah.
Ada karya karya yang memiliki nilai religiusitas terhadap kondisi wabah covid19, dan karya karya lain yang menunjukan dia kangen dengan Jogya dalam hal ini Borobudur sebagai tempat tujuan liburan sekolahnya. Dan juga tentang Pekan Suci yang dia imani. Sudah 20 lukisan dia buat selama “StayHome” sampai saat ini.
*BIODATA*Nama : Anfield WibowoLahir: Jakarta, 19 November 2004 Sekolah : SLB B Pangudi Luhur, JakartaDiagnosis : Tunarungu dan AutisIG : AnfieldWibowoArtYoutube n Google : Anfield Wibowo
*REKAM JEJAK:*Pameran Tunggal:1. 2013 : “Imajinasi Tanpa Batas” Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki.2. 2014 : ” My Faith” Galeri 678, Kemang, Jakarta3. 2017 : “Rentang Masa”, Galeri Cipta 3, Taman Ismail Marzuki.4. 2018 : “Amazing World” Balai Budaya, Menteng.
dan beberapa pameran bersama di berbagai kota di Indonesia.
Testimony:1. Ir. Ciputra, alm. (pengusaha dan pencinta seni): Anfield melukis dengan hati, saya suka dengan komposisinya.
2. Maya Sujatmiko (kurator dan pencinta seni): Anfield telah menemukan senirupa dan sebaliknya. Seni rupa telah menemukan Anfield.
3. Agus Dermawan T (pengamat dan penulis buku seni dan budaya): Lukisan lukisan Anfield penuh makna selain memiliki keindahan rupa.