SURABAYA, beritalima.com – Kepala Kelembagaan Kopertis VII, Purwobekti, mengaku cukup perhatian pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Managemen Kepelabuhanan (STIAMAK) Barunawati, Surabaya. Alasannya, ini satu-satunya sekolah tinggi kepelabuhanan di Indonesia.
Dia pun menaruh harapan pada sekolah tinggi ini untuk melahirkan para sarjana yang mampu mengatasi berbagai masalah kepelabuhan di Indonesia. Dia juga menyatakan kalau perkembangan tempat pendidikan ini cukup positif, terbukti berhasil mencapai Akreditasi B.
“STIAMAK berhasil mendapatkan Akreditasi B itu sudah cukup bagus. Prodi kepelabuhanan ini langka, perlu digalakkan terus sesuai program Jokowi,” ujar Purwobekti di sela acara wisuda sarjana strata I Administrasi Bisnis STIAMAK di Graha Barunawati, Surabaya, Sabtu (19/11/2016).
“Kami berharap para lulusan STIAMAK bisa membantu permasalahan yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia, khususnya persoalan di pelabuhan, di antaranya tentang dwelling time,” tandasnya.
“Setidaknya untuk kebutuhan tenaga ahli kepelabuhanan, SDM-nya tercukupi dari STIAMAK Barunawati,” tandas dia dengan menambahkan pesan sebelum lulus dan wisuda hendaknya semua mahasiswa harus terlebih dulu lulus ujian dan berijasah TOEFL Bahasa Inggris.
Purwobekti juga berharap tahun depan STIAMAK harus bisa terakreditasi A, baik program studi (prodi) maupun institusinya.
“Paling lambat pada 2019 mendatang semua perguruan tinggi (PT) harus terakreditasi prodi dan institutisnya. Kalau belum, tidak boleh mengeluarkan ijazah, ini sesuai UU No 12 tahun 2012,” ungkap Purwobekti.
Ketua STIAMAK, Iwan Sabatini, wisuda kali ini merupakan yang ke 13 sepanjang sejarah STIAMAK Barunawati. Dan kali ini yang diwisuda 76 Sarjana Strata I Administrasi Bisnis.
Acara wisuda satu-satunya sekolah tinggi di bidang kepelabuhanan ini dihadiri Kepala Kelembagaan Kopertis VII, Purwobekti, disamping dewan penasehat dan para stakeholder.
Untuk peningkatan kualitas para lulusan, STIAMAK bekerjasama dengan DPW ALFI Jatim dan DPC INSA Surabaya untuk magang mahasiswa yang melakukan praktikum dan kuliah kerja nyata (KKN) di dunia kerja.
Pada para wisudawan dia berpesan, janganlah pernah puas dengan apa yang telah dicapai saat ini. Tingkatkan terus kemampuan dan kompetisi para lulusan.
Sebab, lanjutnya, pendidikan lebih tertuju untuk mengubah pola pikir, kematangan mental, dan cara bertindak agar nantinya mencerminkan derajad kesejahteraan yang lebih baik, bersikap kritis, analitis, mempunyai wawasan yang luas, keterbukaan, dan mampu mengikuti perubahan yang terus dinamis.
Diuraikan, Indonesia mempunyai jumlah penduduk kurang lebih 250 juta jiwa, dan memiliki angkatan kerja usia 15-64 tahun mencapai 70 persen atau 175 juta pada 2020.
Di Jawa-Timur, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2016 mencapai 19,95 juta jiwa. Persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat, tidak hanya menghadapi persaingan dengan calon tenaga kerja asing, tetapi juga dengan bangsa sendiri. (Ganefo)
Teks Foto: Ketua STIAMAK bersama para dosen dan stakeholder serta sebagian wisudawan.