JAKARTA, beritalima.com | Ekonomi Kreatif lahir sebagai konsep ekonomi baru yang bertumpu pada ide, kreatifitas, ketrampilan, dan menjadikan kreativitas sebagai modal utama dalam menciptakan nilai tambah ekonomi. Ekonomi kreatif memberikan kontribusi setidaknya 992 T di tahun 2019 dan Indonesia adalah Negara ke 3 terbesar kontribusinya besar setelah Amerika dan Korea Selatan.
Namun tiba2 kondisi ini hancur karena wabah corona yang tidak terbayangkan oleh sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di prediksi melambat hingga 2 % dan salah satu sector yang paling terdampak adalah Pariwisata dan ekonomi kreatif. Dalam kerangka membangkitkan ekonomi, Pemerintah Indonesia membuka era baru yang di kenal dengan sebutan “era New normal” per tanggal 1 Juni 2020, dengan membuka kembali secara bertahap aktivitas ekonomi namun tetap mematuhi protokoler kesehatan.
Dalam kerangka menyusun strategi bagaimana ekonomi kreatif bangkit kembali maka Program Studi Akuntansi FE Universitas Widyagama Malang (UWG) bekerjasama dengan Jaringan Pengusaha Nasional Jawa Timur (JAPNAS) mengadakan WEBINAR Nasional dengan tema “Ekonomi Kreatif Di Era New Normal”, Rabu, 17 juni 2020 yang dihadiri oleh 500 peserta baik dari pelaku ekonomi kreatif, dosen, guru, dan mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Acara yang dibuka oleh Rektor UWG Dr. Agus Tugas Sudjianto ST.MT dihadiri oleh Putri Indonesia Lampung 2020 Irene Theodora sebagai Keynote Speech.
“Di masa kini Bisnis yang tidak memanfaatkan teknologi tidak akan bisa maju mengikuti perkembangan jaman dan terancam bangkrut. Dengan hadirnya teknologi dalam bidang bisnis, secara tidak langsung memberikan dampak positif karena memunculkan berbagai manfaat yang memudahkan bisnis anda”. Ujar Irene
Sementara Ibu Yuke Sri Rahayu, S.SOS selaku Setdep bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf menyampaikan bahwa “Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kenormalan baru adalah suatu keniscayaan yang tidak mungkin dihindarkan.
Pariwisata minat khusus yang mengedepankan kebersihan dan keselamatan akan menjadi pilihan ke depannya.
Sementara itu, transformasi usaha kreatif menjadi digital juga perlu dilakukan agar keterbatasan fisik tidak menjadi kendala bagi para pelaku usaha kreatif.”
Dalam kerangka bertahan dan bangkit dimasa New Normal, Coach Ridwan memberikan strategi kepada pelaku ekonomi kreatif harus melakukan adaptasi dan transformasi terhadap market, produk, dan proses.
“Ayo survive jangan manja, bangkit dan ayo jadi pahlawan negeri dengan membeli prodak kreatif lokal” kata Coach Ridwan Abadi
Fatonah Suwandi yang akrab disapa Ifath selaku CEO PT. Inovasi Lintas Generasi & Wakil Ketua Umum Japnas DKI Jakarta juga menyampaikan strategi bahwa sebagai pelaku industri kreatif sangat dituntut untuk beradaptasi, berinovasi dan simbiosis (kerjasama). “Jadilah pengusaha yang penuh empati dan jangan mementingkan diri sendiri” pesan Ifath
Pembicara yang terakhir oleh Bapak Irfan Fatoni S.E., M.Si selaku Dosen Akuntansi FE UWG menyampaikan strategi pengembangan ekonomi kreatif di era new normal “ Ada 3 strategi yang perlu dilakukan bagi pelaku ekonomi kreatif diantaranya People (SDM), Planet (Fasilitas penunjang), Partisipation (Akademik, bisnis, komuniti, Goverment, dan Media)”
Acara yang dipandu oleh Dr Ana Sopanah selaku Dekan FE UWG berlangsung aktraktif dan menghasilkan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha dan perguruan tinggi.
Ketua Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jatim, Mohammad Supriyadi menambahkan, ekonomi kreatif pada era New Normal adalah sebuah keniscayaan, sehingga pelaku bisnis dituntut untuk lebih bersaing sehingga tuntutan untuk lebih kreatif tidak bisa dihindari.
“Persaingan para pelaku bisnis menjadi niscaya, karena New Normal merupakan tantangan tesendiri setelah beberapa bulan terakhir ini kita stagnan,” tambah Supriyadi, Pengusaha asal Madura itu.
Ia pun meminta semua pihak untuk saling mendukung terciptanya stabiltas ekonomi di tengah masyarakat pada masa Now Normal, kesadaran tersebut harus dilakukan oleh para pelaku bisnis.
“Sebagai organisasi, Japnas meminta semua para pelaku bisnis, khususnya yang bergabung dengan Japnas Jatim untuk lebih sering melakukan koordinasi, sehingga kondisi ekonomi tetap stabil,” pungkasnya. (red)