JAKARTA, Beritalima.com | Sekjen Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said mengatakan masyarakat perlu lebih dilibatkan dalam mengatasi wabah covid-19, karena semua analisis mengatakan pandemi ini masih akan berlangsung lama.
“Berbagai kajian di seluruh dunia cenderung mengarah pada skenario penyelesaian yang memerlukan waktu panjang. Karena itu pelibatan masyarakat, dengan memperkuat kohesi sosial. Seluruh elemen harus bahu membahu mengurangi risiko penularan yang lebih parah”, tutur Sudirman dalam Obrolan Ringan bersam 90 an akademisi dan aktivis gerakan sosial, melalu forum Web Binar yang diselenggarakan oleh Yayasan Abdurrahman Baswedan. Sabtu 11 Juli 2020.
Lebih lanjut dalam dialog yang di dipandu oleh Dr. Untoro Haryadi, Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra, Yogyakarta Sudirman memaparkan trend penularan covid masih belum Menunjukkan puncaknya, dan belum ada tanda tanda kapan akan berakhir. Hal tersebut karena vaksin dan obat belum ditemukan.
“ trend penularan covid ini belum sampai pada puncaknya dan kita juga belum tau kapan akan berakhir. Sejauh ini belum ada tanda-tandanya. Ini karena vaksin dan obatnya belum kita temukan” paparnya.
Selain itu Sudirman Said yang juga Dosen Kepemimpinan PKN STAN mengajak masyarakat bersiap dengan situasi yang akan masih memburuk. “Dalam manajemen krisis, kita harus berani membayangkan skenario terburuk, agar kesiapan menghadapi krisis lebih maksimal”.
Untuk mengatasi keadaan yang lebhh buruk, makin terbukti bahwa tak ada satupun negara yang benar benar siap. Karena itu harus ada gerakan memobilisasi partisipasi warga.
“Kuncinya modal sosial, dan kohesi sosial. Masyarakat harus diajak meningkatkan kewaspadaan, saling mendukung untuk mengatasi berbagai dampak, termasuk dampak sosial dan ekonomi”
Untuk menuju ke sana, diyakini akan muncul berbagai inisiatif dari kelompok kelompok masyarakat. “Organisasi kemanusiaan seperti PMI
Bisa mengajak organisasi sosial dan keagamaan yang mewakili kemajekan bangsa ini, untuk meneguhkan kembali kohesi sosial”
Setiap krisis akan senantiasa menjadi persemaian sekaligus ujian tampilnya pemimpin dengan kapasitas aslinya. Dan tidak harus pemimpin yang mengambil
Inisiatif adalah yang punya kewenangan formal. Para penggerak di tengah masyarakat, para pemimpin informal, bisa menjadi pendorong bagi usaha usaha penguatan modal sosial.
Dalam mengatasi wabah covid ini, PMI sejauh ini telah menjalin kerjasama dan mendapat dukungan dari masyarakat luas, dunia usaha, TNi, Polri, dan instansi pemerintah.
Prinsip-prinsip gerakan kepalangmerahan: kemanusiaan, kenetralan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, dan kesemestaan; telah membuka jalan bagi PMI untuk menjalin kerjasama dan koordinasi dengan semua pihak. “PMI juga berkordinasi erat dengan komunitas gerakan palang merah dan bulan sabit merah di seluruh dunia untuk saling tukar informasi dan pengalaman dalam mengatasi wabah covid 19 Ini” tegasnya.