SURABAYA, Beritalima.com |
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah wafat Ustadz drh. H. Suhartono karena sakit. Pada hari Rabu, 9 Desember 2020. Ba’da Subuh. Beliau adalah Wakil Ketua Umum DPW PKS Jatim.
Almarhum wafat di usia 51 Tahun. Meninggalkan seorang istri dan empat orang anak.
Demikian penjelasan yang disampaikan oleh sekretaris umum DPW PKS Jatim Lilik Hendarwati, Rabu (9/12/2020)
Wanita cantik anggota DPRD provinsi Jatim ini menceritakan, PKS Jatim kehilangan 2 pemimpin yang selama ini dikenal sangat familiar, sangat dekat dengan para kadernya.
‘ Setelah kemarin kita kehilangan ustadz Ibnu Sobir, hari ini kami kembali berduka karena wafatnya ustadz Suhartono. Semasa hidup kedua almarhum dikenal sebagai pribadi yang supel, ramah, bergaul dengan banyak kalangan, dan juga sederhana,” terang Lilik dengan suara penuh duka.
Lebih lanjut Lilik menuturkan tentang ustadz Suhartono yang hari ini dipanggil Sang Khalik.
“Almarhum adalah dokter hewan lulusan Universitas Udayana Bali. Tak hanya kuliah, beliau juga aktivis. Pernah tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar tahun 1989-1992. Selain HMI, almarhum juga berkecimpung di Pemuda Muhammadiyah Cabang Badung tahun 1992-1994,” sambung Lilik.
“Sebagai da’i, “jam terbangnya” sangat tinggi. Semenjak muda, beliau telah aktif berdakwah bukan hanya di Jawa Timur tempat kelahirannya, atau Bali tempat kuliahnya. Tetapi hingga NTB dan NTT. Menariknya, dengan kondisi transportasi dan juga kemampuan beliau kala itu, seringkali perjalanan ditempuhnya dengan sepeda motor tua. Antarkota antarprovinsi,” lanjutnya.
Lilik menambahkan, bahwa almarhum juga tidak pernah memilih amanah. Apapun yang ditugaskan, akan dilaksanakan. Pernah menjadi anggota DPRD Kota Mojokerto pada 2004-2009 hingga menjadi Ketua Komisi II sejak 2007-2009.
Kiprah almarhum pun diakui masyarakat. Almarhum pernah menjabat sebagai Ketua Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Kota Mojokerto 2005-2014. Hingga akhir hayatnya, beliau adalah pegiat Koperasi Syariah baik di Mojokerto tempat tinggalnya, maupun menghidupkan koperasi syariah di kabupaten/kota lain.
Di DPW PKS Jatim, almarhum pernah bertugas sebagai Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat hingga saat ini sebagai Wakil Ketua Umum.
Almarhum juga diberikan amanah sebagai Anggota DPRD Provinsi Jatim dari Dapil 11 (Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun) mulai tahun 2018 hingga 2019.
“Ungkapan yang sering kami dengar dari almarhum adalah perlunya pembagian peran dalam politik dan dakwah. Karenanya, jika boleh memilih, dalam beberapa tahun belakangan beliau lebih memilih sebagai inspirator dan motivator. Manajemen dan eksekusi biarkan oleh yang lebih muda-muda,” ujar almarhum.
Sebagai seorang putra seniman, beliau memang kental dengan nilai dan budaya Jawa Timur. Memandang berbagai peristiwa politik dan kehidupan pun, sering beliau kaitkan dengan ludruk, sandiwara khas arek jatim. Berbagai lakon ludruk beliau hafal. Tausiyah pun kadang kala beliau sampaikan dalam bahasa jawa timuran. Bahasa ludrukan.
“Dalam perbincangan bulan lalu, beliau bahkan meminta saling memanggil dengan sebutan “Cak”. “…yok opo nek celukane awak dewe nganggo ‘Cak’ kanggo lanang, karo ‘Yuk’ kanggo wedok ding sak podo podo…”. Semangat yang egaliter khas arek Jatim,” tutur Lilik.
Selamat Jalan Ustadz Suhartono.
Selamat Jalan, Cak Suhartono.
Selamat Jalan Cak Ustadz Suhartono
Semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali di sisiNya, di surgaNya yang indah dan abadi.
Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin. (yul)