JAKARTA, beritalima.com – Menuju alamat Yayasan Pulung Pinasti tidak semudah yang kita bayangkan karena kita akan menuju daerah pemukiman nelayan yang berliku memasuki Gang Manunggal 7 tepatnya di Jalan Kalibaru Barat VII Cilincing Jakarta Utara.
Bangunan baru seluas 90 M2 dengan luas tanah 180 M2 dua lantai berada di pemukiman masyarakat, maka aroma bau air laut dan amis ikan-ikan yang kerap dijadikan ikan asin menjadi aroma yang biasa bagi masyarakat Kalibaru, Jakarta Utara.
Ketika berada dekat di lokasi Yayasan Pulung Pinasti maka akan nampak banner bertuliskan Sanggar Pulung Pinasti, ya sebelum menjadi Yayasan dahulu adalah Sanggar untuk membina generasi muda harapan bangsa dengan aneka kegiatan.
Ojek online telah sampai menghantar saya. Di samping rumah Yayasan nampak seorang ibu sedang memilah ikan teri jengki, kepala dan badan dipisah. Itu salah satu contoh kecil kegiatan rutin masyarakat di Kalibaru tempat Yayasan Pulung Pinasti yang saya sambangi. Ternyata anak-anak usia SD baru saja selesai belajar dan Sulastri sudah siap menyambut saya sejam yang lalu.
Sulastri adalah pemilik sekaligus Ketua Yayasan Pulung Pinasti yang didirikan sejak tahun 2014. Perempuan multi talenta ini dilahirkan tanggal 17 Januari 1954 di Madiun. Saya segera mengucapkan Selamat Ulang Tahun tepat saat kedatangan saya. Sulastri dikarunia 3 orang anak yang senantiasa menssuport ibunya dalam membangun Yayasan ini. Anak pertama Shely Samugie yang bersuamikan Eli Krestika dan dikaruniai empat anak yaitu Alia, Ferdian, Reva dan Rim Monika. Anak kedua Sri Anggun Satria beristrikan Nanik dan memiliki anak Nandan dan Naira serta anak ketiga Dona Airlangga beristrikan Nia Handestian. Jadi Ibu Sulastri memiliki 3 anak dan 6 cucu.
Ketika ditanya kegiatan anak-anak Yayasan Pulung Pinasti sepanjang sepekan maka dari Senin sampai Minggu begitu padat kegiatannya. Dari hari Senin sampai dengan Kamis pada pukul 15.00 – 16.30 dilaksanakan TPA yang diajar oleh Ninih. Jumat sampai dengan Minggu latihan Seni Tari dilatih oleh Rajib pada pukul 10.00 – 17.00 kecuali Minggu pukul 19.00 – 20.30.
Belum lagi Bahasa Inggris yang diajar oleh Bagas. Ada juga musik tradisional Rampak Bedug yang dimainkan anak-anak usia SD.
Anak-anak yang dibina Yayasan Pulung Pinasti terdiri dari Usia PAUD 8 orang, TK 7 orang SD 30 orang SMP 23 orang dan SMA 19 orang. “Sebagian besar mereka berasal dari keluarga yang kurang beruntung. Jika tidak dibina Yayasan mungkin mereka tidak dapat melanjutkan pendidilan. Jadi kalau bukan kita yang memvina siapa lagi? ungkap Sulastri.
Melalui binaan tangan Sulastri maka Yayasan dengan berbagai kegiatan dapat berlangsung dengan baik bahkan Sulastri pun turun tangan mengajar anak-anak untuk pelajaran Matematika, IPS, dan Seni Budaya. Selain itu Sulastri juga mengajar Kreativitas Daur Ulang, menggambar/melukis. Sungguh wanita yang multi talenta.
Berbagai piala telah disabet anak-anak Yayasan Pulung Pinasti terakhir anak-anak menyabet piala Shalman Khan. Dari situ order-order manggung pun berdatangan. Ketekunan mereka membuahkan hasil. Mereka semakin dikenal itulah salah satu resepnya para donatur berbagi kasih mensupport Pulung Kinasih karena ada generasi bagsa yang harus disupport. Sulastri tidak pernah menghantar proposal permohonan ke mana-mana semua datang sendiri karena ada seorang pembina di Yayasan Pulung Kinasih mengajar dari hati kepada anak-anak negeri. Bayangkan nasib mereka jika tidak diasuh dan dibina terhadap generasi harapan bangsa itu yang mempunyai hak juga untuk maju.
Mengkahiri pertemuan itu harapan Sulastri : “Saya ingin menghantar anak-anak melihat masa depan yang lebih baik.” ucapnya sambil tersenyum. Sungguh karya layan yang mulia. Semoga semakin banyak Sulastri-Sulastri lain yang mengajar dari hati hadir di pertiwi ini agar semakin banyak generasi bagsa yang terselamatkan. Semoga!
(Johan Sopaheluwakan / Warman Rusmani)