BANYUWANGI, beritalima.com – Pengakuan mencengangkan terkait pencopotan jabatan 2 pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Banyuwangi, Jawa Timur, muncul dari Ketua Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golkar, Kecamatan Licin, Sulhak. Dia menyebut bahwa pelengseran, Muhammad Sahlan, dari posisi Sekretaris, serta Ismoko dari jabatan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi, adalah ulah gawe atau setingan Ketua DPD Partai Golkar Banyuwangi, Ruliyono.
Kepada media, Sulhak bercerita, pencopotan berdasar hasil rapat Pleno tersebut bermula dari pertemuannya dengan Ruli, sapaan akrab Ruliyono. Melalui Ketua PK Giri, Migowanto, dia dipanggil ke kantor DPRD Banyuwangi. Disitu kedua Ketua PK tersebut diminta untuk membuat gerakan mosi tidak percaya terhadap kinerja Sahlan, si Sekretaris DPD Partai Golkar Banyuwangi.
“Kemudian saya dipanggil kerumah pak Ruli di Glenmore, disitu saya datang bersama Migo (panggilan Migowanto), atas perintah dia juga kita disuruh menggalang tanda tangan dukungan serta membagikan uang kepada Ketua dan Sekretaris PK agar bersedia dan mendukung mosi tidak percaya terhadap Sahlan,” ucap Sulhak, Senin (12/3/2018).
Dan dirumah Ruliyono pula, lanjut Sulhak, uang transaksional dukungan mosi tidak percaya tersebut diberikan kepada dia dan Migowanto. Akhirnya mereka pun road show keliling kerumah para Ketua PK dibawah naungan DPD Partai Golkar Banyuwangi. Dari 25 PK yang ada, Sulhak mengaku telah mendatangi 22 PK. Sedang terkait uang transaksional, tiap Ketua PK diberi Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu untuk Sekretarisnya.
Selanjutnya, penggalangan tanda tangan dukungan bermahar tersebut dijadikan acuan penyelenggaran rapat Pleno pemberhentian Muhammad Sahlan dari kursi Sekretaris DPD Partai Golkar Banyuwangi.
Disebutkan, saat itu Ketua PK Licin bersedia menuruti perintah, lantaran sang Ketua Ruliyono mengatakan bahwa gerakan mosi tidak percaya dilakukan hanya untuk mendorong peningkatan kinerja kepartaian si Sekretaris. Namun belakangan dia ketahui, Ruli memang ingin menghabisi karir teman satu Daerah Pemilihan (Dapil) nya, yakni Muhammad Sahlan.
“Kalau pak Ruli bilang dia tidak tahu apa-apa soal pencopotan Sahlan, dia bohong besar, wong saya terima perintah dan uang untuk dibagikan dari dia (Ruliyono),” pungkas Sulhak.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Banyuwangi, Ruliyono, membantah pernyataan tersebut. Bahkan dia balik menuding bahwa, Ketua PK Licin bersama Ketua PK Giri, Migowanto dan Sampirno, Wakil Ketua Pemenangan Pemilu Dapil 2, adalah otak dibalik pencopotan Muhammad Sahlan.
“Kita punya bukti, setiap rapat atau pertemuan kan ada catatannya, disitu bisa dilihat siapa yang mengajak PK untuk mosi tidak percaya, saya kan hanya wasit disini,” ungkap Ruliyono. (Tim)
Foto : ilustrasi