JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin meminta Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Perdagangan (Kemendag) serta Badan Urusan Logistik (Bulog) berkolaborasi pacu produktifitas beras nasional dengan menaikan harga beli gabah petani.
“Sayangnya petani kita belum diapresiasi secara proporsional oleh negara. Padahal mereka adalah pahlawan bagi ketahanan dan kebutuhan pangan dalam negeri,” papar Sultan dalam keterangan tertulis yang diterima awak media, Kamis (11/3).
Menurut senator dari Dapil Provinsi Bengkulu itu mengatakan, variabel harga sangat signifikan mempengaruhi produktifitas petani dalam meningkatkan produksi beras. Para petani rasional, mereka justru akan mengurangi produksi jika hasil jerih payahnya tidak dihargai secara adil.
“Saya kira hal ini bisa dimulai dengan mengontrol angka importasi pangan terutama beras dan sebisa mungkin membantu petani menekan biaya produksi padi,” ujar mantan wakil Gubernur Bengkulu tersebutr.
Kemendag, ungkap Sultan, tentu bertanggung jawab dalam menahan laju impor, sambil berkoordinasi dengan Kementan yang seharusnya mampu memberikan solusi atas tingginya biaya produksi padi petani yang masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan Thailand dan Vietnam. “Kami meyakini, jika pendapatan dan kesejahteraan petani sudah kita penuhi, mereka akan mendedikasikan hal yang lebih kepada negara.”
Diterangkan, ketergantungan pada impor sangat merugikan masa depan kedaulatan dan ketahanan pangan. Ketergantungan makin terkendali jika sampai pada titik dimana petani kehilangan harapan dalam bertani dan hanya sedikit generasi muda yang bersedia mengabdikan dirinya di dunia pertanian. “Pilihannya apakah negara bersedia membayar mahal petaninya atau membayar mahal harga impor kepada petani negara lain,” jelas dia.
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) meminta pemerintah meninjau dan mengkaji ulang rencana impor beras. Permintaan mereka sampaikan setelah pekan lalu pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengutarakan rencana mereka mengimpor 1 juta-1,5 juta ton beras. (akhir)