JAKARTA, Beritalima.com– Kondisi geografis Provinsi Sumatera Barat yang berada di atas zona pertemuan lempeng bumi sangat rawan terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.
Untuk itu, kata anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Nasional Demokrat (Nasdem), Lisda Hendrajon, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) harus memberi perhatian khusus kepada daerah tersebut agar bencana tidak banyak memakan korban jiwa.
“Potensi bencana alam di Sumatera Barat seperti gempa bumi teknonik dan vulkanik sangat besar. Ini karena posisi kota di Sumatera Barat berdekatan langsung dengan gunung api aktif,” kata Lisda saat Rapat Kerja (Raker) Komisi VIII DPR RI dengan Kepala BNPB beserta jajaran di Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI, Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, pekan ini.
Menurut wakil rakyat dari Dapil I Procvinsi Sumatera Barat itu, kerugian diakibatkan karena bencana alam yang sering terjadi di provinsi ini rata-rata mencapai Rp 22,8 trilliun setiap tahunnya. Data tersebut sudah termasuk bencana yang lain, seperti tanah longsor, banjir dan juga abrasi pantai.
“Bencana lainnya seperti banjir dan longsor, kemudian abrasi pantai, sehingga banyak penduduk yang kehilangan tempat tinggal. Kerugian ekonomi akibat bencana alam yang sering terjadi setiap tahunnya rata-rata Rp 22,8 trilliun,” urai Lisda.
Karena itu, mantan pramugari maskapai penerbangan nasional Garuda ini berharap agar adanya edukasi atau pelatihan khusus yang dilakukan oleh BNPB kepada anak-anak dan warga sekitar agar lebih siap dalam menghadapi bencana alam. “Saya juga mengharapkan agar BNPB melakukan edukasi khusus kepada anak-anak dan warga agar lebih siap menghadapi bencana alam,” demikian Lisda Hendrajon. (akhir)