PADANG, SUMBAR — Gempa bumi berkekuatan 5,5 Skala Richter (SR) yang berpusat di 64 Km Pesisir Selatan, Senin (9/1/2017), mengindikasikan bahwa zona subduksi di Kepulauan Mentawai masih berpotensi untuk melepaskan energi gempa dengan magnitude yang lebih besar.
Kepala Bidang Geologi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar, Nuzuwir, mengungkapkan hal tersebut kepada awak media beberapa saat setelah terjadinya gempa, Senin (9/1/2017) malam.
Menurutnya, di wilayah Sumatera Barat terdapat dua zona yang merupakan hiposentrum atau episentrum gempa bumi.
Salah satunya berpusat di daratan yang berasosiasi dengan patahan besar sumatera, yaitu segmen Sumpu di Pasaman, segmen Sianok di Bukittinggi, segmen Sumani di Singkarak dan segmen Suliti di Solok Selatan.
“Gempa-gempa kecil sangat sering terjadi pada Patahan Semangka akhir-akhir ini, dan karena tekanan dari Lempeng Samudera Hindia-Australia sangat aktif menekan pulau Sumatera maka potensi untuk lepas gempa bumi merusak di daratan dalam waktu dekat ini masih berpeluang cukup besar,” ungkapnya.
Menurutnya, demikian juga dengan potensi gempa bumi yang bersumber di Zona Subduksi di Kepulauan Mentawai.
“Dengan terjadinya gempa bumi senja tadi 5,5 SR di wilayah Pesisir Selatan, mengindikasikan bahwa zona subduksi di Kepulauan Mentawai masih berpotensi untuk melepaskan energi gempa dengan magnitude yang lebih besar. Jadi kewaspadaan warga Sumbar harus tetap terjaga dan ditingkatkan, jangan panik dan jangan terpancing isu-isu yang sumbernya tidak bisa dipertanggung jawabkan,”terangnya.
(han/rvo/rki)