Sunami COVID 19 : Masih Ada Pelangi di Setiap Badai

  • Whatsapp

CORONA OH CORONA SAMPAI KAPAN BERAKHIR????
BAGAIMANA DAMPAK BESAR COVID 19 ????
LALU KITA BERBUAT APA????

Oleh M.Mufti mubarok,
Direktur Lembaga Survey Regional ( LeSuRe) & Institute For Development and Economic ( IDE)

Perasaan terkejut yang bercampur aduk dengan rasa “heran” muncul ketika saya membaca berita detik.com, 2 April 2020 kemarin dengan judul: Ketua Gugus Ungkap Pemodelan BIN: Positif Corono di Indonesia mencapai 100 ribu pada Juli 2020 mendatang.

Sebagai warga negara yang terdampak covid 19 ini, dapat kita rasakan di bulan Maret kemarin saja kita sudah panik dan struktur sosial sudah mulai gempa akibat efek domino yang luar biasa ke semua sendi kehidupan.
Saya lalu merenungkan bagaimana bulan april ini, Mei, Juni, Juli dan seterusnya hingga Desember 2020, sementara peningkatan angka penderita Covid 19 di Indonesia terus meroket.

Dibandingkan dengan negara lain, cara menghadapi serta antisipasi terhadap sebuah bencana yang dilakukan oleh negara kita sangat berbeda dengan negara lain, karena kita tahu sendiri kalau membahas karakter bangsa ini yang cenderung “relax” dalam kondisi apapun, walau kita sudah melihat dan tahu bagaimana kejadian yang dapat terjadi jika budaya “relax” dalam menghadapi serangan covid-19 ini tetap kita pertahankan. Mungkin Kuncoro Ningrat dan banyak pakar benar adanya yang bisa memotret negeri ini dengan banyak kekuarangan. Masyarakat yang tidak disiplin, banyak yang stres, teror media, imun tubuh yang rendah membuat perkembangan pandemi ini makin meroket.

Sebagai bahan prediksi sekaligus ekpektasi dan antisipasi, saya akan mencoba menganalisa dari 3 pertanyaan berikut:

1.Sampai kapan badai pendemi covid 19 ini akan berakhir di Indonesia? 2.Bagaimana efek domino di masyarat indonesia terdampak covid 19?
3.Bagaimana pula kita bisa mengantisipasi disaat krisis multidimensi ini ?

Untuk menjawab tiga pertanyaan besar diatas, sebenarnya kita bisa ketahui gambarannya dari kejadian di bulan maret kemarin. mungkin saja akan terasa lebih besar di bulan april, bahkan bertambah lebih besar lagi pada bulan Mei, Juni dan Juli mendatang.

Bulan Maret Kelabu
Sekedar flashback, pada bulan Februari yang lalu belum ada warga Indonesia yang positif covid 19 namun pada awal Maret pemerintah mengumumkan sudah ada 2 pasien positif COVID 19 dan sampai pada akhir Maret sudah terdapat 1.528 orang positif Covid 19 (hampir mendekati prediski data BIN yang menyebut 1.577). Jadi dari Februari ke bulan maret ada peningkatan 1520 kasus dengan angka kematian 136 dan sembuh 81 orang. ini data resmi dari pementah, mungkin saja data sebenarnya lebih besar karena banyak penderita yang belum terdeteksi.

Sejak bulan Maret lalu kita diminta untuk #dirumahaja, jaga jarak, sekolah di liburkan, pegawai, PNS libur, harga kebutuhan bahan pokok naik, banyak mall dan rumah makan mau tutup, suasana mencekam, dollar sudah tembus di angka 16.000. bursa saham anjlok, ritual keagamaan dibatasi bahkan dilarang, semua kegiatan acara yang terdapat undangan didalamnya harus dibatalkan, kondisi ekonomi sudah mulai memburuk, pemerintah sudah mulai mengeluarkan paket paket kebijakan yang extraordinary.

Bulan April Mencekam
Berdasarkan Pemodelan BIN, estimasi jumlah kasus di bulan April ini akan terjadi 27.307 yang positif covid 19. terjadi peningkatan kasus sebesar 1,787%. Dan jika diikuti trend persentase yang ada saat ini untuk angka kematian juga akan meningkat menjadi 2.458 orang, dan yang sembuh menjadi 1.365.
Ekonomi akan lebih mencekik dari bulan sebelumnya, golongan atas masih bisa bertahan, golongan memenang sudah ada yang mulai turun menjadi golongan bawah, dan golongnan bawah menjadi golongan miskin. pergeseran status sosial dan masalah sosial mulai terjadi.

Bulan Mei krisis
Pada bulan Mei, Pemodelan BIN memproyeksikan akan terdapat peningkatan kasus sebesar 350% dengan jumlah 95.451 kasus positif covid 19. Angka kematian akan menjadi 8.591 orang, sementara yang sembuh 4.773 orang

Permasalahan sosial dan ekonomi akan semakin memburuk. kelemahan ekonomi masyarakat menjadi penyebab utama. Subsidi pemerintah maupun intervensi BI akan mulai goyang.

Bulan Juni multi krisis
Bulan juni nanti diprediksi akan ada 105.765 kasus yang positif covid 19. ada peningkatan 111 persen atau 10.314 orang dari Juni. dengan tingkat kematian 9.519 orang sementara yang sembuh 5.288 orang.

Bulan juni akan menjadi awal menuju puncak atau klimaks dari masalah sosial dan ekonomi, di perkiraan golongan atas makin goyah, golongan memengah turun drastis dan golingnan bawah makin rapuh.
Bulan Juli Puncak Gunung Es
Estimasi pada bulan Juli adalah puncaknya dengan 106.287 kasus positif covid 19. angka kematian akan mencapai 9.566 orang sementara yang sembuh hanya 5.314 orang. Sementara Resesi ekonomi diperkirakan juga akan mencapai puncak pada bulan juli.

Agustus-September, Oktober dan Desember akan mulai cooling down, namun tampaknya ekonomi sudah sangat nyungsep.
Penurunan akan terjadi secara berangsur angsur terhadap jumlah kasus positif covid 19. Namun kondisi masyarakat sudah luluh lantah dan struktur sosial sudah berantakan alias kalang kabut dan bingung entah peristiwa apa yang terjadi, dan dollar bisa memembus level 20.000

Namum sebagai bangsa yang besar kita tetap optimis dan terus berpikit positif bahwa di setiap cobaan hidup pasti ada jalan terang dan di setiap badai pasti ada pelangi, bahwa musibah ini bisa sebagai berkah dan bisa juga musibah tergantung kita besikap dan mengambil hikmah.

#M.Mufti Mubarok (3M) Ketua Gerakan BELANCON
#BELANCON(BersamaLawanCorona)
#lawancovid19
#lawancorona

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait