Surabaya Peringkat Atas Penyalahgunaan Narkoba Meski GMDM Aktif, Kenapa?

  • Whatsapp
Ketua GMDM Surabaya, Yayuk Sri Wahyuningsih, dan anggota Dewan Kehormatan PMI Surabaya yang juga pengurus Harmonis Karaoke Klub, Totok Sudarto, di acara donor darah di Surabaya, Minggu (25/11/2018)

SURABAYA, beritalima.com – Indonesia darurat narkoba. Surabaya, yang ngeklaim kota prestasi, disebut pula peringkat pertama penyalahgunaan narkoba.

Parahnya, melawan narkoba, arek-arek Suroboyo tidak tampak seberani melawan tentara Inggris kala 10 Nopember 1945.

Ormas Gardha Mencegah Dan Mengobati (GMDM) Surabaya seakan bergerak sendiri melawan narkoba, membentengi masyarakat terutama yang masih muda.

Dan, itu pun penuh tantangan, utamanya untuk mendapatkan ijin dari lembaga/instansi yang hendak disosialisasi, termasuk dari lembaga pendidikan.

Tidak gampang mendapatkan ijin dari guru pembimbing/konseling (BP) untuk melakukan sosialisasi pada anak didik mereka.

“Dari 40 sekolah yang kami kirimi surat pengajuan sosialisasi hanya kisaran 20 persen yang memberi respon positif,” ujar Ketua GMDM Kota Surabaya, Yayuk Sri Wahyuningsih, di sela acara donor darah yang digelar Harmonis Karaoke Klub bersama PMI Surabaya di pelataran Hotel Mercure Surabaya, Minggu (25/11/2018).

Yayuk mengaku tidak tahu persis kenapa mereka menolak disosialisasi. Padahal, tuturnya, pihaknya sudah menegaskan bahwa ini sukarela dan tanpa biaya sama sekali. Padahal, ini untuk menyelamatkan siswa-siswi mereka dari ancaman bahaya narkoba.

Menghadapi kendala seperti itu, Yayuk mengaku tidak bisa memaksa. Dia atau timnya hanya memberi pemahaman sekilas tentang gejala anak terkena narkoba, dan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin pada tas dan ponsel masing-masing siswa.

“Saya sendiri tidak habis pikir mereka menolak kami sosialisasi. Mereka sepertinya tidak kuatir meski sudah kami sampaikan peredaran atau penyalahgunaan narkoba di Surabaya sudah sangat luar biasa, terutama pada anak usia sekolah,” tandas Yayuk.

Selain di sekolah-sekolah dan kampung-kampung, sosialisasi bahaya narkoba dia harapkan juga bisa dilakukan di tempat-tempat hiburan seperti karaoke. Namun, ini pun tidak gampang mendapatkan ijin dari pengelolanya.

Karena itu, kebersamaan GMDM Surabaya dengan Harmonis Karaoke Klub dan PMI Surabaya di acara donor 544darah ini merupakan tahap pendekatan yang harus dilalui.

“Mudah-mudahan setelah kegiatan donor darah ini akan berlanjut sosialisasi bahaya narkoba di tempat-tempat karaoke,” ucap Yayuk. “Kami memang harus berusaha keras untuk menurunkan peringkat pertama penyalahgunaan narkoba yang disandang Kota Surabaya,” tambahnya.

Menurut Totok Sudarto, anggota Dewan Kehormatan PMI Surabaya yang juga pengurus Harmonis Karaoke Klub, donor darah ini diadakan sebagai wujud pencegahan peredaran narkoba. Karena, melalui donor darah ini akan ketahuan bila pendonor telah mengkonsumsi narkoba, terlebih bila pendonor telah tertular virus HIV/AIDS.

“Lewat donor darah kami akan tahu apakah seseorang terkena narkoba atau tidak,” kata Totok. Biasanya pendonor yang darahnya bermasalah terus dipanggil,” tambahnya. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *