Surabaya Punya Potensi Ketahanan Pangan Di Sektor Pertanian

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com |
Anggota DPRD provinsi Jatim Agatha Retnosari mengungkapkan, sepanjang saya turun ke lapangan, saya lihat ternyata saya menemukan di beberapa kecamatan di kota Surabaya ini ada beberapa kelompok tani. Dan itu kebanyakan adalah perempuan. Kenapa, karena kan di masa Pendem ini banyak muncul tingkat pengangguran yang naik.
Kondisi perekonomian yang tiba-tiba berhenti.

“Kita sedang memikirkan untuk membuat sebuah ketahanan pangan, salah satunya adalah kelompok tani. Kelompok tani itu ada di beberapa RW di beberapa Kecamatan, saya fokus ke sana. Saya akan membantu mereka mengembangkan pertaniannya, supaya paling tidak mereka bisa memenuhi gizi keluarga, syukur-syukur kalau kemudian dari hasil itu mereka bisa menjual ke kampung yang lain,” terang politisi PDIP ini.

“Di kelompok pertanian itu juga ada beberapa kelompok peternak ikan, kemarin saya membuat program sebar bibit lele di Surabaya sebanyak 50.000 bibit lele, tersebar di seluruh Surabaya. Cuman memang yang saya cari adalah mereka yang yang sudah punya kolam, tapi kemudian mangkrak,
Kolam tersebut kita daya
gunakan untuk ternak lele,” sambung Agatha.

“Yang mendapatkan bantuan program bibit lele kedepannya, rencana saya ini bisa ditingkatkan. Enggak cuma bibit lele ya, karena kalau semua ternak lele akhirnya saat panen lele, harganya pasti akan jatuh. Maka saya akan berusaha untuk membuat sentra-sentra, misalnya ada kampung lele, kampung nila, sayur-sayur pun juga bergantian, sehingga masing-masing tiap-tiap kampung itu bisa saling berjualan, sehingga ada pasarnya,” lanjut anggota komisi B ini.

Agatha menyebut bahwa gagasannya merupakan pilot Project, Saya ingin melihat apa kemampuan para peternak ini bisa berkelanjutan. Istilahnya sekarang terima bantuan, kemudian panen, kalau misalnya nanti produksinya memang bisa besar, ya baru kita akan bicara tentang teknik pengolahan.

“Misalnya diolah jadi abon lele, atau dawet lele, atau apalah yang bisa diolah lagi. Untuk menambah nilai jual. Sama juga dengan sayur kol. Sekarang ini di Surabaya saya dengar banyak masyarakat membudi dayakan hidroponik. Ada juga pertanian organik di masing-masing kelompok. Organik punya alasan lebih murah karena kan nggak butuh obat, nggak butuh cairan khusus, tidak butuh nutrisi. Nutrisinya kan semua alami,” jelasnya.

Agatha mengakui sebenarnya di kota Surabaya ini di beberapa kampung itu mereka ada kegiatan seperti ini, meskipun baru di kalangan tertentu saja. Paling tidak bisa untuk mereka konsumsi sendiri.(yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait