SURABAYA, beritalima.com | Jawa Timur pada Agustus 2020 kemarin mengalami inflasi sebesar 0,04 persen. Inflasi itu terjadi di 3 dari 8 kota IHK di provinsi ini, sementara 5 kota lainnya mengalami deflasi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan, mengatakan, inflasi tertinggi terjadi di Surabaya, mencapai 0,07 persen, diikuti Sumenep 0,03 persen, Kediri 0,02 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Jember sebesar 0,11 persen, Probolinggo 0,07 persen, Malang 0,06 persen, Madiun 0,02 persen, dan Banyuwangi 0,01 persen.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki 0,07 persen, disusul kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen,” ungkap Dadang Hardiwan dalam konferensi pers melalui vidio live virtual, Selasa (1/9/2020).
Kemudian, kelompok transportasi 0,25 persen, kelompok prekreasi, olahraga, dan budaya 0,04 persen, kelompok pendidikan 0,33 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,30 persen, dan kelompok perawatan pribadi serta jasa lainnya 1,91 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,81 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,01 persen, dan kesehatan 0,03 persen. Dan untuk kelompok informasi, komunikasi serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan.
Tingkat inflasi tahun kalender Agustus 2020 sebesar 0,89 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2020 terhadap Agustus 2019) sebesar 1,39 persen. (Ganefo)