Surabaya Ultah di Tengah Pandemi, Lia Istifhama: Semangat Wani Hadapi Covid 19

  • Whatsapp
lia istifhama (jilbab kuning), dalam sebuah momen

SURABAYA, beritalima.com | Seperti diketahui, tepat pada 31 Mei 2020, ibukota Propinsi Jawa Timur, Surabaya, memasuki usia ke 727. Momentum hari jadi kota metropolis ini, seharusnya menjadi momen yang sangat penting bagi para kandidat Pilwali Surabaya jikalau tidak ada pandemi Covid 19 yang mengharuskan pemberlakuan PSBB.

Bagaimana tanggapan Lia Istifhama? Salah satu kandidat Pilwali dari unsur perempuan.

“Bagi saya, momentum hari jadi ini adalah mengenang jiwa wani, jiwa petarung yang gigih dan pemberani yang dimiliki oleh leluhur Surabaya. Raden Wijaya yang saat itu, pada 1293 berhasil mengalahkan tentara besar, Mongol pimpinan Kubilai Khan, seharusnya menjadi teladan penting bagi kita”, ujarnya. Lia kemudian merinci teladan penting yang diungkapkannya.

“Bukan hanya jiwa wani itu tadi, namun pentingnya sebuah usaha dengan sebuah keoptimisan. Tidak perlu arek Surabaya merasa rendah diri, melainkan harus yakin bahwa semua hal, jika sudah Kun fayakun, itu bisa terjadi. Buktinya, Mongol bisa kalah di bumi Surabaya. Bukan hanya itu, Surabaya juga potret heroiknya menjaga kemerdekaan Indonesia. Peristiwa 10 Nopember yang menjadi identitas kepahlawanan, terjadi juga di bumi Surabaya. Ini kan warisan yang sangat mulia. Bahwa leluhur arek-arek Surabaya merupakan para pejuang”, ujarnya. Ketika kemudian ditanya lebih lanjut mengenai pandemi Covid 19 yang menjadikan Surabaya sebagai zona merah, Lia menjawab singkat.

“Bismillah, sesuai sejarah, leluhur Surabaya telah menunjukkan bahwa sebuah usaha dan kekompakan, terbukti bisa mengalahkan penjajah. Nah, semoga kita pun begitu. Dengan kita yakin bahwa kondisi kita sehat dan tetap bergotong royong berikhtiar menjaga kebersihan lingkungan, yah Insya Allah virus ini bisa lekas ambyar, ilang. Selain itu yang penting yah menjaga asupan makanan yang sehat bagi imun tubuh kita, seperti zat besi, protein, vitamin dan mineral. Intinya, jangan pesimis.

Harus tetap bijak, tenang, dan yakin bahwa pandemi ini segera berakhir. Riyoyo teko, Corona insya Allah ambyar. Selain optimis menghadapi covid 19, hari Jadi Surabaya kali momentum meneladani jiwa pejuang para leluhur dan mensyukuri bahwa di Surabaya ada begitu banyak orang hebat. Sebagai contoh, gubernur Jawa timur, ibu Khofifah adalah orang asli Surabaya. Surabaya saat ini juga dipimpin orang hebat, Bu Risma. Intinya, banyak orang dengan kompetensi yang berbeda-beda dan itu semua bisa kita teladani”, pungkasnya. (rr)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait