Oleh :
Rudi S Kamri
(Mantan Mahasiswa dan Rakyat Jelata)
Adik-adik Mahasiswa,
Izinkan saya marah atas semua kelakuanmu yang telah mengganggu kenyamanan kami rakyat Indonesia yang tinggal di Jakarta dan mungkin di beberapa kota besar lainnya. Kemarahan kami bukan karena kalian telah menggunakan hak konstitusi kalian untuk berdemonstrasi, BUKAN ITU. Tapi saya sangat kecewa ternyata esensi tuntutan kalian sudah tidak punya arti dan sudah kehilangan pijakan diri. Beberapa hari sebelum kalian turun ke jalan Presiden sudah membuat keputusan yang sejalan dengan tuntutan kalian. Tapi ternyata kalian terus memaksakan diri turun ke jalan berdemonstrasi, berorasi. Ada apakah ? Apakah ada ….. ?
Adik-adik Mahasiswa,
Gara-gara kalian, saya harus membongkar puasa saya untuk tidak nonton ILC. Semata- mata hanya ingin tahu apa agenda sebenarnya yang sedang kalian perjuangkan. Tapi setelah kalian bicara berbusa-busa, saya baru sadar kalian berorasi seperti layaknya menghafalkan ujian. Kalian ini menggunakan bahasa langit yang saya yakin rakyat tidak mengerti. Kalian muter-muter kesana kemari, seperti kalian sedang sedang mengikuti lomba debat mahasiswa, tapi dasar tuntutan kalian ternyata hanya berdasarkan postingan meme-meme di media sosial yang sengaja dibuat oleh TUAN kalian untuk menyesatkan informasi. Kalian memalukan. Merosot ke dasar jurang sudah kebanggaan saya terhadap kalian.
Kalau kalian menonton ulang tayangan ILC semalam, kalian akan menyadari bahwa kalian telah mempermalukan diri sendiri, memalukan almamater dan mempermalukan mahasiswa lain yang telah memilih kalian sebagai pemimpin. Kalian bicara berbuih-buih tapi ternyata kalian belum membaca sepenuhnya apa yang kalian tuntutkan. Kalian benar-benar memalukan.
Adik-adik Mahasiswa,
Kalian tahu saya tidak terlalu suka dengan Menkumham Yasonna Laoly. Tapi semalam untuk pertama kalinya saya mendukung dia karena telah memukul telak arogansi kalian. Rasanya semalam Menteri Yasonna masih terlalu halus sebagai orang Sumatera Utara untuk menelanjangi kebodohan kalian. Andai saja saya dalam posisi seperti dia, saya akan kuliti kalian sampai kalian malu melihat wajah kalian sendiri.
Kalian kekeuh defensif tidak mengakui tidak ditunggangi, tapi kalian tidak bisa membela diri saat ada postingan video “si botak berbaju biru” mencuci otak kalian di gedung KPK atas nama gerakan radikalisme intelektual. Kebohongan mana lagi yang hendak kalian dustakan, wahai mahasiswa ? Kalian merasa pemilik tunggal kebenaran tapi kemampuan kalian jauh dari harapan.
Wahai para mahasiswa,
Saya tahu pasti, tuntutan pembatalan RUU KUHP, RUU PAS, RUU Pertanahan dan yang lain hanyalah sasaran bergincu kalian. Hanya pemanis supaya topeng kalian tidak terbuka lebih awal. Sasaran utama kalian adalah menyuarakan kepentingan dan agenda utama para SPONSOR KALIAN : Batalkan UU KPK 2019. Caranya ? Kalian mendorong Presiden ke tabir jurang untuk mengeluarkan Perppu KPK. Kalian masih waras ? Kalian mengerti hukum ? Kalau kalian tidak setuju dengan UU KPK suruh para sponsormu secara jantan untuk menggugat melalui mekanisme Judicial Review di Mahkamah Konstitusi. Berjuanglah kalian disana. Jangan kalian berjuang di jalanan yang mengorbankan kepentingan masyarakat.
Wahai para mahasiswa,
Buka topeng kalian. Dan bicaralah dengan para tuanmu, jangan mereka jadi pengecut tidak punya nyali. Bilang kepada mereka jangan jadi banci kaleng rombeng. Mereka berlindung di balik aksi kalian. Dan bodohnya kalian mau dikorbankan untuk kepentingan yang kalian tidak mengerti. Buka wawasan, tingkatkan kapasitas literasi agar kalian tidak hanya bisa bicara bahasa langit tapi tidak membumi dan kehilangan esensi.
Wahai mahasiswa,
Surat ini dibuat karena saya merasa pengorbanan saya dan kami sia-sia. Kami harus lelah bermacet-macetan hanya karena jalanan kalian kuasai. Jujur saya protes keras harus berkorban dengan segala kemacetan akibat ulah kalian. Ini arogansi anak-anak ingusan yang sok intelek dan merasa menjadi penjaga moral bangsa. Yang saya tahu agenda kalian hanya ingin cari panggung dan menyuarakan kepentingan para SPONSOR. Jangan pernah berani bilang kalian menyuarakan kepentingan rakyat karena saya sebagai rakyat tidak merasa kalian wakili.
Aksi kalian sudah destruktif. Melakukan aksi anarki, pembakaran dan perusakan fasilitas umum serta merusak properti rakyat jelata. Dan kalian dengan enteng mengatakan : “Itu bukan kami”. Lalu siapa ? Kalian masih mengelak kalau aksi kalian disusupi dan ditunggangi ?
Jangan juga merasa paling hebat dan paling berhak teriak di jalanan hanya karena kalian mahasiswa. Kamipun dulu juga mahasiswa. Kami dulu menentang rezim Orde Baru. Tapi agenda kalian seperti ditunggangi kepentingan orde baru.
Sekarang kalian pulanglah. Renungkan semua ulah kalian yang sia-sia. Renungkanlah kebodohan kalian yang telah diperalat oleh kelompok sesat.
Dan satu hal yang kalian harus tahu, saya bersama mayoritas masyarakat Indonesia akan melawan kalian dengan sekuat tenaga yang tersisa, kalau kalian mengusik pelantikan Presiden tanggal 20 Oktober 2019. Kalian akan tahu berhadapan dengan siapa saat kami, para pendukung Pemerintah yang sah membentengi negara ini dari anarki yang kalian ciptakan.
Salam SATU Indonesia
2509219