Jakarta — Diam-diam elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto melesat melewati Prabowo, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. Paling tidak inilah hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI).
Dari survei yang dilakukan, melesatnya nama Airlangga Hartarto ini karena adanya politik identitas yang dimainkan oleh ketiga capres yang sebelumnya diunggulkan.
”LKPI menemukan mayoritas responden menghindari memilih tokoh yang berpotensi menimbulkan polarisasi di masyarakat jika diusung sebagai capres, seperti
Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo,”kata Direktur Eksekutive LKPI Andri Gunawan di Jakarta, Selasa( 10/5/2022),.
Andri menyebutkan ketiga capres itu dianggap oleh mayoritas
respoden sebagai tokoh bakal capres yang bisa menimbul polarisasi di masyarakat dalam bentuk politik identitas pada saat Pilres nanti.
Hal ini bisa dilihat bahwa yang memilih ketiga tokoh tersebut jika dijumlahkan hanya 29,9 persen. Tokoh yang dianggap tidak berpontensi menciptakan polarisasi serta membawa politik identitas di masyarakat jika pilpres digelar bisa berjumlah 55,8 persen, sedangkan yang tidak memilih sebanyak 14,3 persen.
“Sepertinya masyarakat sudah kapok dengan Pilpres 2014 dan
2019 yang menimbulkan polarisasi di masayarakat dengan mengusung politik identitas,”ungkap dia.
Sementara itu elektabilitas tokoh dalam simulasi tertutup survei menempatkan Airlangga Hartarto 18,40%,
Prabowo Subianto 16,80%, Ganjar Pranowo 8,20% , Andika Perkasa 6,80%, Puan Maharani 5,40%,
Khofifah Indar Parawansa 5,10% dan Anies Baswedan 4,90%
Sementara itu Muldoko 4,40%, Dudung Abdurachman 3,30%, Gatot Nurmantyo 2,90%, Agus Harimurti Yudhoyono 2,90%, La Nyalla Mattaliti 2,30, Muhaimin Iskandar 2,20%, Erick Thohir 2,10%, sedangkan tidak memilih
memilih 14,30%, Total 100,00%
Gusur PDI-P
Dari hasil temuan survei LKPI didapati sejumlah partai politik diprediksi tidak akan lolos parliamentary threshold (PT) atau ambang batas parlemen sebesar 4 persen dalam perhelatan Pileg 2024, hanya ada tujuh partai yang masih berada di atas ambang batas
parlemen atau bisa mengirimkan kadernya untuk duduk sebagai anggota legislatif di Senayan.
Elektabilitas Golkar berada di peringkat teratas dengan nilai 17,8 persen. Posisi kedua ditempati PDI Perjuangan dengan angka 16,4 persen, diikuti Partai Gerindra dengan 16,3 persen.
Selanjutnya, posisi keempat ditempati oleh Partai Demokrat 7,4 persen PKS dengan elektabilitas 5,2 persen, dan PKB 4,3 persen, Partai Nasdem menjadi partai ketujuh yang lolos ke Senayan dengan nilai 4,2 persen,
Dan
partai politik yang berada di bawah PT 4 persen, PAN 2,2 Persen PPP 2,1 persen,
Perindo 2,0 persen, PRIMA 2,0 persen, Garuda 1,4 persen ,Partai Buruh 1,3 persen,PBB
1,2 persen dan Gelora 0,6 persen , PSI 0,5 persen, Hanura 0,2 persen Ummat 0,1
Sementara, untuk responden yang tidak menjawab atau tidak tahu 14,8 persen.
Survei dilakukan secara offline dalam rentang waktu 14 hari pada 17-30 April 2022. Jumlah responden terpilih yang diteliti sebanyak 2.150 Warga Negara Indonesia berumur di atas 17 tahun , penentuan jumlah responden menggunakan metode multistage sampling dengan margin of error kurang lebih 2,12 persen pada
tingkat kepercayaan 95 persen. Dilakukan in depth interview dengan metode face to face di 34 provinsi terpilih sebanyak 429 kabupaten/kota.
Menanggapi hasil survei ini, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMAS membenarkan jika Prabowo Subianto dan Anies Baswedan berpotensi akan mengusung politik identitas.
“Kalau Prabowo dan Anies memang sudah terbukti memanfaatkan politik identitas agama ketika Prabowo sebagai capres dan Anies sebagai cagub DKI Jakarta,”kata pengamat politik Untag ’45’ Jakarta ini.
Namun Fernando meragukan soal temuan Ganjar Pranowo. Pada saat Pilgub Jawa Tengah sebagai cagub dia tidak menggunakan politik identitas dan cenderung dapat diterima oleh kelompok nasionalis dan kelompok agama. (ar)