JAKARTA, Beritalima.com– Wakil rakyat dari Dapil II Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H Suryadi Jaya Purnama ST meminta para pembantu Joko Widodo (Jokowi) di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera melakukan investigasi sekaligus menindaklanjuti amblasnya landasan pacu Bandara APT Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (5/10).
Akibat amblasnya landasan pacu, ungkap anggota Komisi V DPR RI membidangi Transportasi, Infrastruktur, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu mengakibatkan bandara tidak bisa melayani pendaratan dan pemberangkatan pesawat.
Kerusakan diketahui pilot Pesawat Batik Air ketika bergerak menuju landasan pacu melalui landas hubung. Pilot kemudian berkomunikasi dengan petugas lalu lintas udara serta petugas layanan darat untuk melakukan pengecekan yang kemudian terkonfirmasi adanya bagian yang amblas pada landas pacu. Bandara APT Pranoto diresmikan Jokowi 25 Oktober 2018.
Berdasarkan data, ungkap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, pengerjaan Bandara APT Pranoto Samarinda ini memang tersendat-sendat. Menurut sejarahnya Bandara ini sudah mulai direncanakan 1987 yang dimulai dengan kegiatan survei untuk mencari lokasi pengganti bandara Temindung. Pembebasan lahan dilakukan 1995/1996 yang dilanjutkan dengan studi Analisis Lingkungan (Amdal) dan pembuat rencana induk oleh Ditjen Perhubungan Udara.
Pengerjaannya dimulai 2007. Namun, terhenti karena sengketa kontrak Pemkot dengan kontraktor 2011. Sengketa ini berlanjut hingga kasasi dimana 2013 Pemkot Samarinda kalah dalam sengketa itu. Pengerjaan Bandara APT Pranoto diambil alih Pemprov Kaltim dan dengan sedikit bantuan dari Pemerintah Pusat akhirnya Bandara ini diresmikan Jokowi pada 25 Oktober 2018 setelah Kementerian Perhubungan menerbitkan Sertifikat Bandar Udara (SBU), 15 Mei 2018.
Bandara APT Pranoto berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun, dimana puncak operasional sempat terjadi pada 2019 sebelum pandemi yaitu melayani 1,1 juta penumpang dalam setahun, dan setelah pandemi terjadi penurunan penumpang karena banyaknya pembatasan pergerakan orang.
Fraksi PKS berpendapat, kata Suryadi, jika pemeliharaan dan inspeksi dilakukan secara berkala, dengan kondisi pemakaian yang ada saat ini seharusnya kerusakan ini tidak terjadi karena pengoperasian bandara masih dibawah kapasitas maksimal. Apalagi bandara itu masih terhitung baru dimana dengan terbitnya Sertifikat Bandara Udara pada 2018 berarti kualitas seluruh fasilitas Bandara APT Pranoto telah dinyatakan sesuai dengan standard yang berlaku.
Karena itu, Fraksi PKS meminta Kemenhub melakukan investigasi penyebab terjadinya amblas pada landas pacu Bandara APT Pranoto ini, agar diketahui apakah penyebab amblasnya landas pacu akibat spesifikasi teknis yang dibawah standard, atau karena pemeliharaan dan pelaksanaan inspeksi yang kurang baik atau karena faktor-faktor lainnya. (akhir)