GRESIK,beritalima.com-Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (ECOTON) melakukan kegiatan susur sungai di Kali Surabaya.
Kegiatan itu sebagai upaya pelestarian lingkungan serta menjaga kebersihan Kali Surabaya serta salah satu wujud kampanye memerdakan sungai dari sampah dan berbagai jenis limbah industri dan rumah tangga.
Kegiatan ini melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Dinas Llingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, Perum Jasa Tirta 1, dan Masyarakat Umum.
Susur Sungai yang dilakukan oleh ECOTON dilakukan selama 3 hari. Hari pertama (29/08) dimulai dari Wringinanom sampai Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik.
Hari kedua, dimulai dari Bambe sampai di Kelurahan Gunungsari Kota Surabaya. Hari ketiga dimulai dari Mlirip Mojokerto sampai Wringinanom Gresik.
Koordinator Kegiatan Susur Sungai Surabaya, Kholid Basyaiban dan juga merupakan manager divisi advokasi dan litigasi Ecoton mengatakan, kegiatan tersebut sebagai bentuk kampanye kami kepada seluruh masyarakat, pelaku industri dan pemerintah untuk bersama-sama menjaga Kali Surabaya yang merupakan Das Brantas dari berbagai aktivitas sumber pencemaran, karena Kali Surabaya dijadikan sebagai bahan utama baku air PDAM di Kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo”.
Dalam rangkaian kegiatan Susur Sungai juga dilakukan kegiatan bersih-bersih (clean up) di titik timbulan sampah yang terdapat Bantaran Sungai sekaligus dilakukan Brand Audit yang bertujuan untuk mengetahui produsen sampah plastik yang paling banyak memberikan kontribusi sampahnya.
Selain itu, Ecoton juga melakukan penanaman puluhan bibit pohon serta pemasangan papan himbauan larangan membuang sampah di sepanjang aliran Kali Surabaya.
“sekitar 1 truk sampah yang didominasi plastik jenis sachet, berhasil kami kumpukan dari kegiatan clean up di timbulan sampah tepatnya di desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Gresik” Ungkap Nanda Pramudya salah satu peserta Susur Sungai dari Mahasiswa Prodi Sejarah Universitas Negeri Malang.
“Seharusnya bantaran sungai steril dari timbulan sampah supaya tidak terjadi kebocoran sampah yang masuk ke badan air sungai. Oleh karena itu, kami memasang papan himbauan supaya masyarakat tidak membuang sampah ke sungai”, ungkap Firly Mas’ulatul Jannah Koordinator Zerowaste Cities ECOTON.
Hasil Brand Audit yang dilakukan pada saat Susur Sungai, Ecoton mengidentifikasi terdapat 3 perusahaan yang berkontribusi menyumbangkan sampahnya diantaranya adalah (Wings 44%, Indofood 21%, Forisa 15% dan sisanya adalah produsen lainnya).
Rafika Aprilianti manager riset dan kepala Lab ECOTON menyatakan bahwasanya, sampah plastik yang dibuang ke sungai seperti sachet, tas kresek, botol plastik, styrofoam, dan bungkus plastik yang lainnya dapat terdegradasi menjadi partikel mikroplastik yang dapat mengancam kelangsungan makhluk hidup di Sungai bahkan dapat mengkontaminasi tubuh manusia yang dampaknya mengganggu sistem hormonal hingga kanker. Yang menarik dari temuan brand audit sekitar 70 % jenis sampah plastik sachet mendominasi dalam kegiatan Brand Audit tersebut.
Lebih lanjut, kegiatan susur sungai yang diinisiasi oleh ECOTON merupakan bentuk kolaborasi pemulihan kualitas air Sungai Brantas melalui kampanye bersama yaitu #AKSIBRANTAS, sementara Kali Surabaya adalah pecahan dari Sungai Brantas yang dijadikan sebagai bahan baku air PDAM. Gerakan #AksiBrantas mengajak semua orang baik pemerintah, masyarakat dan juga perusahaan untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan khususnya sungai Brantas.
“Harapannya isu penyelamatan sungai khususnya sungai Brantas menjadi point penting yang digaungkan dan terus menjadi isu lingkungan yang penting untuk mendapat support dan dukungan dari pemerintah agar fungsi sungai sebagai sumber kehidupan dapat kembali seperti semula”, ungkap alaika rahmatullah selaku manager edukasi Ecoton.
Di hari pertama susur Sungai Suarabaya tim Relawan Susur sungai berhasil mengidentivikasi sekitar 334 bangunan liar, 154 timbulan sampah liar, dan 305 pohon plastik selama menyusuri sungai Surabaya dari Kecamatan Wringinanom sampai Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.
Selama susur sungai juga diajarkan tentang citizen science dan sosialisasi kepada para relawan dan masyarakat sekitar bantara
n, yang bertujuan agar masyarakat terlibat sepenuhnya dalam meningkatkan kesehatan sumber daya sungai melalui pendekatan citizen science.(*)