Aceh Timur — Aceh yang digadang-gadang menjadi salah satu provinsi andalan penyokong swasembada beras, tahun ini gagal memenuhi target nasional.
Produksi beras Aceh selama musim tanam 2016 ditargetkan mencapai 2,55 juta ton. Namun yang teralisasi hanya sekitar 2,3 juta ton. “Penyebab utamanya banjir dan kemarau panjang,” kata Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim MS, Kepala Dinas Pertanian Aceh, disela menghadiri acara penutupan Operasi Teritorial Tentara Nasional Indonesia di Desa Buket Seuraja—Kuta Binjei, Kec. Julok, Aceh Timur, Senin (3/10) kemarin.
Abubakar menjelaskan, musibah banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Aceh sepanjang 2016, mengakibatkan jadwal musim tanam rendeng terpaksa digeser dari jadwal yang seharusnya.
Kondisi ini membuat luas area tanam tidak tercapai sesuai target dan otomatis mengurangi jumlah produksi gabah dan beras. “Sementara ketika musim tanam gadu, petani terkendala dengan musim kemarau panjang. Banyak sawah gagal panen karena kekeringan, termasuk sawah tadah hujan. Bahkan, ada sawah cetak baru juga tidak bisa difungsikan karena tidak ada air,” imbuhnya.
Pun begitu, sambung Prof Abubakar, angka hasil produksi gabah per Hektar (Ha) di Aceh relatif meningkat dan Aceh tetap surplus beras tahun 2016 sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. “ Kebutuhan beras di Aceh hanya 1 juta ton per tahun,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian Aceh Timur, Ir. Sanusi MM, yang juga hadir pada acara tersebut menambahkan, khusus di Aceh Timur luas tanam yang terealisasi untuk musim tanam 2016 hanya sekitar 25 ribu hektar dari target 28 ribu hektar.
“Ada beberapa kecamatan tidak turun ke sawah karena beberapa faktor. Petani di wilayah barat, meliputi Kec. Simpang Ulim, Madat dan Pante Bidari, misalnya, musim gadu 2016 ini tidak turun tanam lantaran mereka khawatir masa panennya berbenturan dengan musim banjir. Padahal, luas area tanam di wilayah itu untuk dua musim tanam mencapai 7000 hektar,” tandas Sanusi.
SEMARAK
Penutupan Operasi Teritorial (Opster) TNI di Lapangan Bola Kaki Buket Seuraja berlangsung semarak. Opster ditutup langsung oleh Pangdam Iskandar Muda Mayor Jenderal TNI Luczisman Rudy Polandi dan turut dimeriahkan dengan atraksi beladiri Yongmoodo oleh anak-anak SD asuhan Yonif Raider Khusus 111/ Karma Bhakti. Seremoni ini juga dihadiri para perwira tinggi di jajaran Kodam Iskandar Muda, termasuk Danrem Lilawangsa Kolonel Inf Agus Dedy Purwanto dan Dandim 0104 Aceh Timur Letkol Inf Amril Haris Isya Siregar SE dan para Danramil se-Kodim Aceh Timur.
Adapun kegiatan yang terealisasi seratus persen dalam Opster tersebut antara lain pengerasan jalan sepanjang 1,7 kilometer, pembuatan 3 unit jembatan beton, pembuatan satu unit plat beton, pembangunan Rabat Beton sepanjang 200 meter, penimbunan masjid dan pengecatan 48 meunasah di 48 desa.(wsp).
Teks Foto: MURID SD dari SDN1 Kutabinjei dan Buket Seuraja melakukan atraksi Yongmoodo –ilmu beladiri asal Korea Selatan, pada acara penutupan Operasi Teritorial TNI di Lapangan Bola Kaki Buket Seuraja, Kec. Julok—Kuta Binjei, Aceh Timur, Senin (3/10) siang.