JAKARTA, beritalima.com – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) menangani berbagai permasalahan yang ada di masyarakat, salah satunya ormas Islam dan keagamaan, para Mubaligh dan peceramah termasuk seni dan budaya Islam, serta MTQ yang menjadi bagian penting di masyarakat.
Demikian hal itu disampaikan Tarmizi Tohor, Sesditjen Bimas Islam Kementerian Agama, yang juga merangkap sebagai Pelaksana Harian (Plh) Dirjem Bimas Islam, Kementerian Agama, Jum’at (31/1/2020) usai penutupan Rakernas Kementerian Agama, di Hotel Red Top, Jakarta.
Lebih lanjut diterangkan Tarmizi, Dirjen Bimas Islam telah membuat program untuk penceramah dengan diberikan bimbingan teknis (Bimtek) dan pelatihan bagi para mubaligh secara bertahap, karena materinya berkaitan dengan wawasan kebangsaan.
“Kalo para mubaligh soal agama sudah masak semua, oleh karena itu kita beri bimbingan teknis agar faham terhadap wawasan kebangsaan,” jelas Tarmizi.
Lebih jauh ia menegaskan, berkaitan dengan masalah moderasi beragama, tahun 2020 akan dimulai Bimtek, intinya untuk meningkatkan kompetensi Mubaligh, dan setelah selesai mengikuti pelatihan diberikan sertifikat bahwa para Mubaligh tersebut kata Tarmizi, pernah ikut pelatihan.
Tarmizi Tohor pun mengatakan bahwa pelatihan itu telah bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia, dan berlaku tidak hanya di pusat tapi juga di daerah karena masing – masing daerah memilki anggaran yang dikeluarkan dari APBD baik Provinsi maupun Kabulaten/Kota.
“Yang tidak mau mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis bagi para Mubaligh, tidak ada masalah,” imbuhnya.
Sementara kata Plh. Dirjen Bimas Islam, akan memberikan pembinaan juga pada takmir – takmir masjid, dimana pada tahun sebelumnya telah dilaksanakan kendati telah dilaksanakan namun jumlahnya tidak banyak. Oleh karena itu menurutnya tahum 2020 ini pada Takmir akan diberikan pembinaan.
“Sebelumnya Takmir Masjid kerap mendapat bantuan untuk Masjid baik bantuan untuk kelengkapan peribadatan sampai renovasi masjid,” tambahnya. ddm