Penyunting: Yousri Nur Raja Agam
beritalima.com | HALLO kawan-kawan, ini ada kabar dan sekaligus pesan dari teman saya di grup “Perantau Indonesia” Surabaya. Dia mengingatkan agar anggota grup itu menjaga kesehatan selama tiga tahun ke depan. Katanya, agar bisa menikmati perjalanan KA dari Bejing ke Melbourne. Ingat !!! KA atau Kereta Api, bukan naik kapal, apalagi pesawat terbang. Nah, kereta api apa? Bersayapkah? Bisa terbangkah? Bukan!
Begini uraiannya:
“One belt oneroad (obor) atau jalur sutera”
Naik KA akan dimulai dari Beijing China berakhir di Melbourne Australia, sepanjang 13.000 km. — Jadi, ada relnya yang berada di darat.
Jalur kereta ini dimulai dari kota Beijing menuju semenanjung Melayu melalui Hanoi, Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura. Dari Singapura dan beberapa kota menembus selat Malaka lewat terowongan bawah laut menuju Pulau Sumatera (tidak dijelaskan ke kota mana, mungkin ke Sumatera Utara atau Riau) di Indonesia.
Setelah menjelajah pulau Sumatera, dari Lampung menyeberang ke pulau Jawa tujuan Kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya. Banyuwangi. Menyeberang ke Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores dan Timor. Untuk penyeberangan antarpulau di Indonesia itu dibangun jembatan empat jembatan dan satu terowongan laut.
Dari Timor menuju Australia, juga melalui jembatan sepanjang 550 KM di atas laut sampai ke kota Darwin. Dari Darwin rel KA terus menuju Cairns, Brisbane, Sydney, Canberra, lalu sampai di tujuan akhir Melbourne.
Proyek ini dibangun oleh China Railway. Proyek sepanjang 13000 km. Melalui dua terowongan laut dan lima jembatan laut. Dengan kecepatan maksimum 400 km per jam. Proyek ini menelan biaya 460 miliar US Dollar. Didukung oleh China Investment Bank.
Dengan selesainya proyek Melbourne ke Beijing Railway ini, diperkirakan akan ditempuh 48 jam saja. Harga tiket diperkirakan 1000 Euro. Targetnya tiap tahun dapat mengangkut 200 juta penumpang. Multiplier effect ekonomi diperkirakan akan mencapai 200 miliar US Dollar.
Proyek dimulai awal tahun 2019 akan selesai akhir tahun 2022. Naik kereta cepat ini dapat menikmati Australia dan Asia tenggara. Dengan demikian akan dinikmati pula berbagai tradisi dan budaya, serta kuliner tempat-tempat yang dilewati.
Program KA lintas negara di dua benua ini di setiap negara akan dilayani warga negara setempat. Jadi, teman-teman, baik-baiklah jaga kesehatan. Kita tunggu tiga tahun lagi, kemudian kita akan tamasya bersama.
Begitu tulisan yang disajikan teman kita di grup “Perantau Indonesia”.
Oh ya, di bagian akhir tulisan itu disampaikan, agar henerasi muda kita harus belajar bahasa Mandarin. Sebab, dalam waktu tidak lama lagi Mandarin akan menjadi bahasa yang terpopuler di dunia.
Begitulah kira-kira. Bagaimana menurut anda? Apalagi melihat situasi politik dan perekonomian bangsa kita saat ini.