TRENGGALEK, beritalima.com
Diduga tidak bisa berenang saat bermain di sungai, seorang pelajar bernama Muhammad Zaky Alfauzi (10) di Kabupaten Trenggalek tewas tenggelam. Sungai tersebut terletak tidak jauh dari rumah orang tuanya di Dusun Slorok, Desa Nglebeng, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, Jumat (25/1/2019).
Kapolres Trenggalek, AKBP Didit Bambang Wibowo melalui Kasubag Humas, Iptu Supadi membenarkan adanya kejadian tersebut. Pelajar 10 tahun itu diduga tewas tenggelam pada pagi sekitar pukul 10.30 WIB dan ditemukan oleh warga sekitar.
“Jasad dari Muhammad Zaky Alfauzi ditemukan warga di tepi Pantai Kili-Kili masuk Dusun Bendogolor, Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek sekitar pukul 13.30 WIB,” ungkapnya kepada awak media.
Menurut Supadi, tenggelamnya pelajar nahas itu baru diketahui ketika kakeknya yang bernama Abu Hamid (60) mencari keberadaan cucunya tersebut ketika pulang bekerja, karena dia tidak mendapati cucunya berada di dalam kamar seperti biasanya. Kemudian dia (Abu Hamid) pun bertanya pada Sulistyowati (30) ibu korban, namun juga tidak mengetahui keberadaan cucunya itu.
“Setelah disekitar rumah tidak ketemu, mereka lalu mencari ke tetangga sebelah serta bertanya-tanya namun tidak ada yang mengetahui keberadaan korban,” jelas Iptu Supadi.
Karena tetap tidak ketemu, mereka berdua bersama warga lainnya memutuskan mencari korban di sekitar sungai yang kebetulan tidak jauh.
“Karena pada saat itu mereka menduga korban bermain di sungai. Benar, saat menyusuri tepi sungai, mereka melihat jejak kaki dan bekas telapak tangan anak kecil yang diduga jejak itu milik korban. Tidak menunggu lama, kakek korban langsung menceburkan diri ke sungai untuk mencari korban, namun tidak membuahkan hasil,” imbuhnya.
Takut korban bermain di sungai, mereka memutuskan mencari korban dengan menyusuri tepi sungai. Saat melakukan pencarian itulah, Dimas Mahyudi Retno (16) dan Yuda Tegar Saputra (16) melihat sesosok jasad yang mengapung dengan posisi tengkurap di sungai dekat Pantai Kili-Kili itu.
“Dugaan sementara, korban ini terbawa arus. Karena memang arus sungai pada musim-musim seperti ini sangat deras, dan saksi pun tidak berani menolong sehingga jasad korban terseret arus hingga ke tepi laut,” jelas mantan pasukan Brimob tersebut.
Barulah pada pukul 13.30 WIB, Gito nelayan yang juga warga sekitar melihat jasad pelajar nahas itu tersapu ombak dan menepi di pinggir pantai. Gito lalu segera menyeret korban ke tepi pantai dan melaporkan kejadian itu pada anggota Polsek Panggul.
“Setelah dilihat korban sudah terbujur kaku dan tidak bergerak, diyakini korban memang sudah meninggal dunia,” tambah Supadi.
Mendapatkan laporan itu, petugas segera mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Diketahui, berdasar pada hasil keterangan tim medis, tidak ditemukan adanya unsur kekerasan pada tubuh korban.
“Diduga korban ini memang meninggal karena tenggelam dan hanyut di sungai,” pungkasnya.(her)