SURABAYA, Beritalima.com |
Ditengah pendemi covid 19, ternyata nasib nelayan sungguh sangat memprihatinkan, khususnya yang ada di kepulauan. Ini karena ikan yang sudah didapatkan di lautan ternyata tidak laku di jual di pasar. Kalaupun ada harganya sangat murah sekali.
Wakil Ketua DPRD Jatim, Achmad Iskandar menegaskan sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil Madura dan kepulauan yang rata-rata mata pencahariannya sebagai nelayan, saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Sementara uang yang dikeluarkan untuk melaut Rp200 ribu sampai Rp300 ribu untuk perahu kecil, dan sekali melaut untuk beli solar dan makanan selama melaut. Sementara untuk kapal besar yang dilaut berbulan-bulan uang yang dibutuhkan sampai Rp100 juta.
“Sementara ketika sampai di daratan, ikan yang terjaring tidak laku dijual. Karena tidak ada pembeli akibat imbas dari wabah corona. Kalaupun ada yang membeli, harganya sangat rendah sekali. Begitu juga kalau ikan diasinkan juga tak ada yang beli,” tegas pria asli Sumenep ini, Minggu (3/5/2020).
Untuk itu rencananya Sabtu (2/5/2020) ini Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansya bersama pihaknya akan menyerahkan bantuan uang tunai senilai Rp600 ribu/nelayan. Diharapkan BLT ini bisa membantu para petani dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan makan selama tak melaut.
Selain itu, pihaknya juga berharap penutupan Pelabuhan Kamal oleh Dishub yang melarang kapal ASDP melayani penyeberangan, politisi asal Demokrat ini minta ditinjau ulang. Mengingat rata-rata truk yang menyeberang tersebut banyak membawa komoditas pangan untuk warga kepulauan.
“Seharusnya kebijakan tersebut ditinjau kembali. Jujur masyarakat kepulauan semua bergantung kiriman pangan dari Surabaya. Jika tidak ada pengecualian, maka warga kepulauan bisa mati semua, ” sindir Iskandar. (yul)