Takaran Isi BBM Tidak Pas, Kerusakan Mesin atau Kenakalan Petugas

  • Whatsapp

JAYAPURA, beritalima.com – Tahukah anda, kekurangan takaran Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU bukan sepenuhnya ulah tangan jahil oknum pegawai SPBU.

Pihak Pertamina menyebut kekurangan takaran saat kita membeli BBM bisa disebabkan oleh kerusakan mesin dengan beberapa komponennya. Dan ini bisa diketahui saat dilakukan pemeriksaan oleh Pertamina atau pihak pemeriksa Independen.

“Kita lihat kinerja nozzelnya, jika melebihi batas toleransi, maka kita akan tutup nozzel itu,”kata Fanda Chrismianto selaku manajer full marketing Pertamina MOR VIII Papua Maluku. Sabtu (24/3/2018).

“Jika kondisinya demikian maka nozzel akan disegel, dan SPBU diminta melakukan terapi ulang,”sambungnya.

Lain itu, ada beberapa komponen yang juga mempengaruhi kinerja mesin dan berakibat pada takaran. Seperti mesin yang usang atau filter yang kotor.

“Kalau kondisi ini bisa langsung dibersihkan, dan bisa kembali baik, dan pihak SPBU berkewajiban melakukan pemeriksaan rutin dengan mesinnya,”katanya.

Untuk mengetahui kerusakan maka pihak SPBU harus melalukan pemeriksaan secara periodik terhadap beberapa item di mesin kompresor.

“Ada beberapa item utama yang diperiksa mingguan, ada juga yang diperiksa bulanan. Ada juga yang diperiksa per tiga hari, dan ini harus dilakukan pihak SPBU,”ungkapnya.

Sementara jika kekurangan takar akibat unsur kesengajaan dari pihak SPBU. Bisa dilihat dari beberapa hal, misalkan dari indikator pengisian.

“Jika pengisian tidak mulai dari nol maka ini ada unsur kesengajaan, dan karena menyangkut kejujuran, oknum bisa dipecat,”tegasnya.

Sementara terkait pengisian yang masyarakat awam mengatakan jika pengisian bisa dimanipulasi dengan memainkan Nozzel oleh petugas SPBU itu tidak benar. Intinya pada angka digit penghitung.

“Kita sudah membuktikan itu, mau Nozzel dimainkan dengan bagaimanapun tetap takarannya pas. Tidak berpengaruh. Nah kalau pas mengisi dan berbunyi klak itu karena ada indikator di Nozzel itu, tujuannya agar tidak meluber saat pengisian dan petugas bisa melanjutkan dengan manual.Jadi tidak masalah,”terangnya.

Sementara untuk pengisian cara manual menggunakan canting seperti diwilayah pelosok Papua, tetap dilakukan pemeriksaan oleh petugas Pertamina setempat.

“Canting yang digunakan bukan kayak yang dipasar, ada khusus, dan itu gampang saja, kalau sudah penyok ya tidak layak lagi, dan itu mesti diganti,”ucapnya.

Fanda mengatakan, masyarakat juga perlu tahu bahwa SPBU ada dua jenis. Yakni yang berlogo “Pasti Pas”, dan yang belum. Namun intinya sama, yang membedakan adalah pemeriksaan kualitas dan kuantitasnya.

“Kalau yang Pasti Pas, ini melibatkan pihak pemeriksa independen, dan ini lebih ketat, ada yang dilakukan bulanan dan ada yang dilakukan dua bulanan. Dan untuk mencapai dua bulanan maka harus lolos bulanannya tiga kali berturut-turut,”ungkapnya.

Kalau yang non atau belum Pasti Pas, yang melakukan pemeriksaan adalah pihak Pertamina.

“Dilakukannya randum atau sampling, namun dimonitor, caranya dilakukan dengan pengukuran menggunakan bejana ukur dan lainnya,”ucapnya.

“Intinya kita pastikan BBM yang diberikan kepada konsumen adalah sesuai dengan takaran dengan kualitas baik,”pungkasnya.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *