Larangan itu demi menciptakan situasi Idul Fitri di Bumi Gandrung yang aman dan jauh dari kekisruhan. Sebagai gantinya aparat hanya menetapkan satu kebijakan, yakni merayakan kemenangan dengan menggelar takbiran di dalam masjid.
“Sengaja kita lokalisir agar takbirannya lebih fokus di rumah ibadah. Kalau dirayakan di jalanan banyak godaan. Salah paham sedikit kadang bersitegang dan berujung pada aksi tawuran,” terang Kapolres.
Mengenai persoalan bentrok yang terkadang muncul di malam takbiran, Polres Banyuwangi telah menggulirkan pengamanan khusus. Beberapa wilayah yang kerap didera masalah seperti ini mendapat penjagaan khusus dari anggota Brimob Polda Jatim. Mereka telah ditempatkan di lokasi tugas sejak Senin (4/7/2016) sore.
“Ada dua desa di Kecamatan Singojuruh yang mendapat penjagaan anggota. Yakni Desa Singolatren dan Desa Padang. Dua desa ini pernah terlibat bentrok di malam takbiran sehingga menyebabkan jatuhnya korban,” paparnya.
Belajar dari kasus yang pernah terjadi sebelumnya, aparat Polres Banyuwangi dalam Lebaran Idul Fitri tahun ini tidak ingin kecolongan. Itu sebabnya beberapa wilayah yang dinilai rawan konflik selama perayaan takbiran mendapat pengamanan aparat. (Abi)