JAKARTA, beritalima.com – Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengadakan kegiatan talkshow yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan di Paviliun Indonesia pada acara tahunan pertemuan negara pihak/COP 24 UNFCC yang dilaksanakan di Katowice Polandia. Talkshow yang bertema “Indonesian Concrete Action On Reducing Plastic Waste” yang diadakan pada tanggal 12 Desember 2018 ini menghadirkan narasumber antara lain :
Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menyampaikan Indonesia’s Concrete Action on Reducing Plastic Waste
Dr. Kirana Pritasari, MHIQ, Direktur Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan yang menyampaikan isu permasalahan sampah berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Lebih lanjut Bambang Suwerda, Penggagas Bank Sampah yang menyampaikan gerakan masyarakat dalam mengurangi sampah melalui praktek bank sampah di tingkat komunitas.
Talkshow ini dihadiri oleh para mitra organisasi internasional, negara anggota UNFCCC, komunitas bisnis, NPO / LSM Internasional, pelaku perubahan iklim dan lembaga pemerintah. Acara ini dimoderatori oleh Tiza Mafira (Ocean Hero 2018). Dan diselenggarakan untuk mempromosikan kontribusi Indonesia dalam mengurangi sampah plastik, terutama memerangi sampah plastik di laut dari kegiatan berbasis lahan serta memitigasi perubahan iklim.
Talkshow ini juga menjadi tindak lanjut dari kampanye nasional Pemerintah Indonesia dalam memerangi sampah plastik dengan tagline “Kendalikan Sampah Plastik” yang mendukung Program Kamapaye Lingkungan dari UN Environment yang mengangkat masalah ini sebagai tema untuk Hari Lingkungan Dunia 2018 “Beat Plastic Pollution”.
Berdasarkan data, timbulan sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik sebesar 57%, diikuti oleh sampah plastik 16%, kertas dan sampah karton 10%, dan lainnya 17%. Dalam satu dekade, komposisi sampah plastik meningkat 5%, timbunan sampah plastik meningkat pesat dalam 5 tahun terakhir. Jakarta menghasilkan 2.000 ton sampah kantong plastik setiap tahun dan 4 jenis sampah plastik paling umum yang ditemukan di ekosistem pesisir dan laut termasuk tas belanja plastik sekali pakai, sedotan plastik, kemasan sachet, dan styrofoam.
Indonesia berkomitmen untuk menetapkan target untuk pengurangan sebesar 30% dan dan penanganan sampah dengan benar sebesar 70% dari total timbulan sampah pada tahun 2025. Target tersebut dinyatakan secara resmi pada Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional tentang Pengelolaan Sampah.
Untuk mengurangi sampah plastik, Indonesia telah mengambil beberapa tindakan nyata seperti Menyusun Rancangan Peraturan Menteri (MOEF) KLHK tentang Roadmap (peta jalan) Pengurangan Sampah oleh Produsen yang bertujuan untuk menerapkan tanggung jawab produsen untuk mengurangi limbah yang berasal dari produk atau kemasan.
Dalam roadmap yang terukur, dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat diverifikasi. Ada tiga produsen yang menjadi target utama termasuk pemilik merek, pengecer, dan sektor jasa makanan dan minuman seperti hotel, restoran dan kafe.
Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengurangan Sampah Kantong Plastik juga telah disiapkan yang bertujuan untuk mengubah perilaku penggunaan kantong plastik yang digunakan oleh publik sebagai aturan lebih lanjut dari peta jalan untuk mengurangi limbah oleh ritel. Kota Banjarmasin adalah pelopor dalam melarang penggunaan kantong plastik di ritel modern, yang dimulai 1 Juni 2016 dan berhasil mengurangi sampah kantong plastik yang dihasilkan oleh 52 juta lembar per bulan dan dalam proses yang diikuti oleh beberapa kota.
Menginisiasi dan mendukung pembangunan Bank Sampah, saat ini Indonesia memiliki lebih dari 5.000 bank sampah yang melibatkan masyarakat untuk mengurangi sampah dari sumbernya. Di Indonesia Bank sampah mengambil peran penting dalam pengurangan sampah plastik dan juga sebagai titik pengumpulan utama untuk menerapkan tanggung jawab produsen dalam mengurangi sampah hasil produksinya untuk mencapai Circular Economy serta memberikan perkembangan terkini tentang mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia.
Sumber berita : KLHK