SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan tamu-tamu Hotel Asrama Haji atau warga yang menjalani karantina di Hotel Asrama Haji terus dibikin lebih senang dan nyaman. Pasalnya, berbagai fasilitas dilengkapi di tempat tersebut. Bahkan, asrama itu dibikin layaknya hotel, sehingga warga yang berada di tempat tersebut disebut ‘tamu’ yang harus dihormati layaknya raja.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan bahwa mereka yang menempati Hotel Asrama Haji itu lebih senang dibanding saat berada di rumah sakit. Sebab, suasananya sangat berbeda dengan yang ada di rumah sakit.
“Bahkan, kalau pagi saya minta untuk senam gembira. Kalau gembira kan mempercepat imun, kalau imunnya naik kan mereka bisa lebih baik. Pagi senam, setelah itu berjemur dan kemudian diperiksa oleh teman-teman dokter,” kata Wali Kota Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (25/5/2020).
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu mengaku sudah memberikan banyak mainan anak-anak dan buku-buku bacaan supaya mereka tidak merasa bahwa diri mereka sedang sakit. Hal itu sudah dilakukannya sejak awal memasukkan warga ke Hotel Asrama Haji itu.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Irvan Widyanto menjelaskan Pemkot Surabaya sudah menyiapkan 354 kamar di Hotel Asrama Haji itu. Hingga saat ini, sebanyak 179 kamar sudah terisi.
“Sesuai arahan Ibu Wali Kota, mereka harus dibuat senyaman dan sesejahtera mungkin berada di situ, sehingga kami mengistilahkan bukan Asrama Haji, melainkan Hotel Asrama Haji. Jadi, itu berfungsi seperti hotel,” kata Irvan.
Makanya, berbagai perlengkapan mereka semuanya sebisa mungkin dicukupi, seperti sabun mandi, sabun cuci, sampoo, sisir, masker, hand sanitizer dan barang-barang kebutuhan lainnya, termasuk bak, embernya, dan sapunya, sehingga diharapkan mereka bisa bersih-bersih sendiri dan mencuci sendiri di dalam kamar. Kemudian jika mereka membutuhkan membuat susu, juga telah disiapkan air panas.
“Sedangkan anak-anaknya sudah dibelikan mainan oleh Ibu Wali Kota supaya mereka ada hiburannya. Buku-buku bacaan juga telah tersedia di situ. Bahkan, teman-teman Dinkes juga telah membuat jadwal untuk mereka, mulai dari senam gembira, berjemur hingga pemeriksaan dokter,” katanya.
Di samping itu, Irvan juga memastikan bahwa ditempat tersebut juga telah dilengkapi semacam pos yang dilengkapi receptionis. Bahkan, di tempat tersebut juga ada hotline yang bisa dihubungi oleh para tamu Hotel Asrama Haji. “Jadi, kalau mereka butuh apa-apa bisa melalui hotline itu, sehingga sebisa mungkin kita penuhi, apapun itu, dan selama ini sudah berjalan seperti itu,” ungkapnya.
Dari saking ingin membuat mereka nyaman, para petugas atau receptionis di situ juga diminta untuk selalu mengecek makanan mereka, jangan sampai terlambat dan jangan sampai tidak sesuai dengan keinginan mereka, karena bagaimana pun juga mereka butuh meningkatkan imun supaya lekas sembuh. “Jadi, kita sampai segitunya supaya mereka nyaman dan betah berada di hotel itu,” tegasnya.
Bahkan, pernah ada suatu kejadian ada salah satu warga atau tamu yang kebetulan tidak bawa handphone ke hotel itu. Karena dia membutuhkan sesuatu untuk kontak ke receptionis, dia akhirnya langsung ke pos jaga atau tempat receptionis itu.
“Nah, karena kebetulan saat itu anak-anak tidak memakai APD lengkap, akhirnya anak-anak jingkrak-jingkrak. Tamu itu sementara diminta balik dan tak lama kemudian kami fasilitasi permintaannya,” kata Irvan sembil tersenyum. (*)