PONOROGO, beritalima.com- Tanah retak yang terjadi di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Ponorogo, Jawa Timur, semakin mengkwatirkan. Pasalnya, tanah retak terus memanjang ke arah selatan. Hal ini membuat jalan Ponorogo-Pacitan amblas dan bangunan SDN 2 Tugurejo rusak.
Tanah Retak Di Ponorogo, Sekolah Dan Jalan Rusak
Amblasnya jalan diketahui warga mulai terjadi pada Sabtu (3/12) pagi saat mereka mulai beraktifitas. Diperkirakan, tanah di bawah aspal mulai anjlok pada Jumat (2/12) malam hari, saat wilayah tersebut mengalami hujan deras. Hujan malam itu adalah yang paling deras selama beberapa hari terakhir.
“Semula jalan itu baik-baik saja. Ternyata pagi harinya saat warga mengantar anak ke sekolah, diketahui jalan tampak bergelombang. Itu jelas kalau amblas, tanahnya anjlok,” terang Kepala Desa Terpilih Desa Tugurejo, Siswanto, kepada wartawan, Selasa 6 Desember 2016.
Dari pantauan wartawan, jalan selebar sekitar 6 meter itu tampak patah di bagian utara dengan panjang tidak lebih 30 cm. Namun secara melintang jalan tampak bergelombang mirip sebuah polisi tidur. Warga pun akhirnya memasang tanda peringatan berupa tulisan dengan cat di atas aspal dan di papan yang kemudian dipasang dekat lokasi jalan amblas.
“Kita sudah melapor ke pihak terkait. Dari DPU dan BPBD sudah meninjau ke lokasi. Harapannya segera ada penanganan,” harap Siswanto.
Menurut warga sekitar, kondisi ini akan semakin membahayakan kalau tidak segera ditangani. Sebab kalau jalan tersebut sampai patah maka bisa jadi kalur Ponorogo di titik tersebut akan putus.
“Ya hanya khawatir saja. Kita kan tidak tahu apa yang terjadi di bawah jalan situ,” ungkap salah satu warga.
Selain jalan, tanah retak tersebut juga membuat gedung SDN 2 Tugurejo mengalami retak-retak di bagian lantai dan dindingnya. Keretakan terjadi di ruang kelas III, ruang kelas IV dan ruang kelas VI yang bersebelahan. Dinding di ketiga kelas tampak terbelah dan plafonnya ambrol.
Retak juga terjadi di ruang guru dan ruang kepala sekolah. Bahkan di ruang kepala sekolah ini lantai keramiknya sudah terkelupas dan lantai tampak menggembung.
“Mulainya Sabtu pagi lalu. Retak terjadi dari bagian depan sekolah (jalan amblas), ke halaman sekolah, masuk ke ruang guru, hingga kelas-kelas. Semula retakannya sekitar 5 cm saja yang di halaman itu, sekarang sudah hampir 10 cm lebarnya,” kata Kepala Skeolah SDN 2 Tugurejo, Mudjiono.
Menurutnya lagi, pihaknya sudah melapor ke UPTD Dindik Slahung dan telah dilakukan peninjauan. “Sudah dua kali ditinjau oleh pihak UPTD. Dan kami diminta memindahan anak-anak dari kelas itu. Sekarang anak-anak (murid) kami alihkan di ruang karawitan dan mushala. Karena kurang, ada yang kami buat masuk bergantian. Ada 60 anak yang kami pindahkan. Tentu tidak nyaman, buat mereka dan buat kami. Tapi itu yang sementara ini bisa dilakukan. Harapannya ya ada perbaikan,” terangnya.
Tanah retak di Desa Tugurejo telah mengakibatkan sejumlah rumah rusak ringan hingga berat. Dua pekan terakhir, sebanyak empat rumah telah dirobohkan karena terbelah. Belasan lainnya direncanakan akan dirobohkan bila kondisi retak semakin lebar dan membahayakan warga penghuninya. (Dibyo)