TRENGGALEK, beritalima. com
Dikabarkan sebelumnya, akibat curah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kabupaten Trenggalek beberapa hari terakhir telah mengakibatkan banjir di beberapa desa di Kecamatan Munjungan serta tanah longsor di daerah Kecamatan Kampak.
Longsor yang terjadi diduga akibat panjangnya musim kemarau tahun ini, tanah yang terlalu kering mengalami keretakan dibeberapa lapisan kemudian bagian retakan tersebut akhirnya ikut terbawa beban air hujan kebawah.
Sebagaimana disampaikan Ajun Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kediri wilayah selatan, Andi Iswindarto, kepada beritalima. com saat ikut melakukan kerja bakti bersama TNI, Polri dan masyarakat untuk membersihkan material longsor di daerah Kecamatan Kampak hari ini, Rabu tanggal 7 November 2018.
“Menurut analisa saya, kejadian longsor ini dipicu oleh retakan akibat lamanya musim kemarau yang tiba-tiba terkena hujan dengan curah tinggi. Karena tidak mampu menahan beban masa air, akhirnya tanah ikut jatuh dari tebing ke bawah, ” jelasnya.
Karena daerah terdampak ini, lanjut Andi, masih berada di sekitar wilayah BKPH Kampak, Resor Pengelolaan Hutan (RPH) Trenggalek, sehingga pihaknya juga harus ikut ambil bagian.
“Selain memang titik yang longsor ini masih diwilayah pemangkuan kami, keikutsertaan pihak Perhutani Cabang Kediri ini tadi juga karena demi kemanusiaan. Pehutani tetap peduli pada masyarakat diwilayah sekitar hutan, “sebutnya.
Daerah sasaran kerja bersama kali ini adalah timbunan material longsor pada jalan akses penghubung 2 Kecamatan antara Kampak dan Dongko sepanjang kurang lebih 1 kilometer yang terbagi dalam beberapa titik, tepatnya di Dusun Suwaru, RT. 28, RW. 07, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek.
“Pihak Perhutani Cabang Kediri, RPH Trenggalek juga ikut menerjunkan sebanyak 15 anggota dalam melakukan pembersihan material longsor. Tim kami bergabung bersama personil dari TNI-Polri yang dipimpin langsung oleh Pak Kapolres dengan jumlah keseluruhan tim gabungan 100 orang, ” imbuh pria kelahiran Jember ini.
Salah satu warga masyarakat, Saelan (60) mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan pembersihan yang dimulai pukul 07.00 sampai 11.00 WIB tersebut. Tanpa bantuan tim gabungan, tidak mungkin jalan bisa dilalui.
“Jumlah warga disini kan sedikit, jadi tanpa bantuan bapak-bapak Polisi, TNI dan Perhutani ini tadi tidak mungkin jalan bisa cepat dilalui. Longsoran tebing sejak kemarin menutupi jalan, tidak bisa dilalui,” ujarnya.
“Terima kasih pak Polisi, TNI dan Perhutani,”.
Sesuai pengamatan beritalima. com dilapangan, sebelum dilakukan pembersihan akses jalan dimaksud memang sangat tidak mungkin dilalui karena material longsor yang terdiri dari tanah liat dan kayu-kayu tumbang menutup total seluruh ruas. Selain menumpuk tinggi, tanah liat juga licin akibat air hujan sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan.
(her)