Dalam rangka mengantisipasi maraknya tindakan penyelundupan narkoba dan barang berbahaya lainnya melalui jalur laut, Bakamla RI beserta Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menggelar latihan bersama bertajuk Penanganan dan Pencegahan Penyelundupan Narkoba dan Barang Muatan Berbahaya Lainnya di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (6/12/2016).
Kegiatan yang dibuka oleh Deputi Operasi dan Latihan Bakamla RI Laksamana Muda Andi Achdar, dihadiri oleh Direktur Latihan Bakamla RI Laksamana Pertama Muspin Santoso, S.H., M.Si. (Han) selaku Ketua Panitia kegiatan beserta jajarannya, peserta pelatihan dan pelatih dari Bakamla RI, BNN dan Bapeten. Deputi Ops Lat menekankan urgensi dari diselenggarakannya pelatihan ini sebagai respon dari penegasan Presiden RI dalam memerangi narkoba, khususnya yang beredar melalui jalur laut.
Dalam laporan Ketua Panitia, disampaikan bahwa peserta pelatihan sebanyak 30 orang personel Bakamla RI, terdiri dari perwakilan personel Kantor Kamla Zona Maritim Wilayah Tengah, Pangkalan Kapal Patroli Zona Maritim Wilayah Tengah, Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) Kema, SPKKL Manembo-nembo, dan personel KN Bintang Laut 4802.
Pelatihan ini dilakukan dari tanggal 6 – 9 Desember 2016 yang dibagi dalam dua metode, yaitu pelatihan dalam kelas berupa penyampaian materi dan tactical floor game, kemudian dilanjutkan dengan manuver di lapangan. Sasaran dari pelatihan ini adalah agar peserta pelatihan memahami jenis-jenis narkoba dan bahan radioaktif, mengetahui cara pendeteksian narkoba dan bahan radioaktif pada muatan kapal, dan mengetahui cara penanganan penyelundupan narkoba dan bahan radioaktif di laut.
Diharapkan sinergitas kerja sama yang dilakukan oleh Bakamla RI beserta stakeholder, dalam hal ini BNN dan Bapeten, dapat terus berlangsung dan semakin kuat dengan seiring perjalanan prosesnya. Hal ini demi mewujudkan program pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.