SURABAYA, beritalima.com- Prestasi emas yang ditorehkan oleh KONI Surabaya dalam Porprov Jawa Timur enam kali berturut turut, mendapat apresiasi dari KONI Medan. Apalagi, prestasi itu diraih tanpa bantuan dana hibah dari pemerintah.
Karena itu, KONI Kota Medan ingin belajar banyak dari KONI Kota Surabaya yang dipimpin Hoslih Abdullah ini.
“Kami salut pada KONI Kota Surabaya. Meskipun tanpa menggunakan dana hibah sejak 2013, tapi sukses mengukir prestasi dengan selalu tampil sebagai juara umum di ajang Porprov Jatim,” kata Ketua Umum KONI Kota Medan, Edy Sibarani dalam rapat melalui virtual dengan jajaran pengurus KONI Kota Surabaya, Senin 1 Januari 2021, kemarin.
“Setahu kami, hanya KONI Surabaya satu-satunya kabupaten/kota di Indonesia yang mandiri tidak menggunakan anggaran dana hibah dari APBD,” sambung Edy Sibarani yang juga didampingi jajaran pengurus KONI Kota Medan lainnya.
Menanggapi masalah ini, Ketua Umum KONI Kota Surabaya Hoslih Abdullah mengatakan, bahwa meskipun tidak menggunakan dana hibah, tetapi untuk pembinaan 50 cabang olahraga (cabor) tetap berjalan. Dana untuk pembinaan tersebut tetap dianggarkan dalam APBD oleh Pemkot Surabaya melalui Dispora Kota Surabaya.
Di luar itu, KONI juga mendapat bantuan rutin berupa pembayaran rekening listrik, telepon dan 3 orang staff KONI Kota Surabaya.
Dengan demikian, semua anggaran untuk pembinaan atlet dan cabor langsung ditangani oleh Dispora. Tidak lagi ditangani KONI Kota Surabaya, seperti sebelum tahun 2013, ketika masih menggunakan dana hibah.
“Hanya saja, sejak tidak menggunakan dana hibah, untuk pengurus sudah tidak ada lagi anggarannya, seperti mendapatkan uang kehormatan per bulan dan lain-lain,” terang Hoslih Abdullah yang dalam rapat virtual didampingi Waketum II Budi Hariyono, Kabid Binpres Biasworo Adi, Kabid Organisasi Sugiyo, serta Kabid Humas dan Media Dwi Arifin.
Bahkan, menurut Hoslih, dalam beberapa kegiatan yang diadakan KONI Kota Surabaya, para pengurus secara sukarela merogoh kocek pribadi untuk berpartisipasi disamping tetap berupaya melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
“Seperti akhir tahun 2020 kemarin. Kita menggelar acara Malam Anugerah Olahraga(MAO) untuk atlet, pelatih dan pembina olahraga terbaik tahun 2020 dan kegiatan lainnya. Anggaran tersebut berasal dari partisipasi pengurus KONI, pengurus cabor dan sponsorship dari pihak ketiga,” ungkap pria yang sehari-hari akrab disapa Cak Dullah itu.
Upaya KONI Kota Surabaya lainnya adalah akan mencarikan perusahaan BUMD yang mau menjadi bapak asuh atau pembina olahraga
“Memang pada awalnya kita merasa berat ketika tanpa dana hibah. Namun dengan komunikasi yang baik dengan para pengurus cabor, Pemerintah Kota Surabaya khususnya Dispora, semua bisa bersinergi akhirnya pembinaan olahraga prestasi berjalan, walau tidak seperti yang lalu,” tandas Cak Dullah.
Terkait keberhasilan KONI Kota Surabaya tampil sebagai juara umum enam kali berturut-turut di ajang Porprov Jatim, Biasworo Adi menambahkan bahwa prestasi itu bisa dicapai karena KONI Kota Surabaya punya program jangka panjang, yakni Pemusatan Latihan Cabang (Puslatcab) yang atletnya direkrut dari para juara Porprov. Kejurda, atlet potensi/pantauan. Piala KONI Kota Surabaya, dan Piala Wali Kota surabaya yang setiap tahun selalu digelar.
Hanya saja, karena adanya pandemi Covid-19, beberapa agenda yang sudah dijadwalkan pada tahun 2020 lalu terpaksa ditunda, bahkan tidak bisa digelar. Termasuk program Puslatcab yang dipersiapkan untuk menghadapi Porprov VII di Jember, Lumajang, Situbondo dan Bondowoso. “Semula event ini akan digelar tahun 2021. Namun karena adanya pandemi Covid-19, akhirnya diundur 2022. Sehingga, praktis program Puslatcab juga ikut menyesuaikan,” pungkas Biasworo. (*).