Tanpa Mengurangi Manfaat, Pemerintah Relaksasi Iuran BPJS Ketenagakerjaan

  • Whatsapp
Direktur Utama BPJAMSOSTEK, Agus Susanto

GRESIK, beritalima.com | BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) langsung merespon terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2020 tentang penyesuaian iuran program Jaminan Sosial  Ketenagakerjaan selama bencana non alam penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) pada Senin (31/8/2020) lalu. PP ini bertujuan memberikan perlindungan bagi peserta, kelangsungan usaha, dan kesinambungan penyelenggaraan program jaminan sosial ketenagakerjaan selama wabah Covid-19.

Pada saat itu Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziah juga menegaskan bahwa PP ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan jaminan sosial ketenagakerjaan dan meringankan beban pemberi kerja dan peserta dalam memenuhi kewajiban membayar iuran jaminan sosial ketenagakerjaan selama bencana non alam penyebaran Covid-19. 

“Relaksasi iuran BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan ruang gerak lebih dalam bagi para pengusaha dalam mengalokasikan dana operasional perusahaan,” ujarnya. Melemahnya perekonomian dan terjadinya penurunan produktivitas akibat Covid-19 tentunya berdampak terhadap pekerja dan pemberi kerja.

Menaker Ida menambahkan, survei juga mencatat 39,4 persen usaha terhenti dan 57,1 persen usaha mengalami penurunan produksi. Fenomena yang dialami pekerja/buruh dan pemberi kerja ini akan mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban, yakni iuran program jaminan sosial ketenagakerjaan. Karena itu, dalam kondisi ini pemerintah perlu hadir dengan langkah cepat dan tepat agar kehidupan sosial dan ekonomi segera pulih dan berjalan normal.

Direktur Utama BPJAMSOSTEK Agus Susanto mengatakan, PP Nomor 49 tahun 2020 tentang Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19 telah ditandatangani Presiden RI.

“PP No 49 tahun 2020 ini mengatur penyesuaian mengenai periode relaksasi 6 bulan (Periode iuran Agustus 2020 sampai Januari 2021), kelonggaran batas waktu pembayaran, keringanan iuran JKK dan JKM sebesar 99% atau cukup bayar 1%, penundaan pembayaran sebagian Iuran JP hingga 99% yang kemudian dapat dibayar bertahap atau sekaligus paling lambat mulai Mei 2021 sampai April 2022, serta keringanan denda menjadi 0.5%,” terangnya. 

Dipaparkan, kebijakan ini tanpa menurunkan manfaat yang baru saja ditingkatkan melalui PP No.82 Tahun 2019 sebagai bentuk keseimbangan antara kepentingan pengusaha dan pekerja.

Tujuan kebijakan ini antara lain mengedepankan perlindungan hak-hak jaminan sosial ketenagakerjaan bagi peserta, meringankan beban pemberi kerja dan peserta, serta menjaga kesinambungan program perlindungan, mendukung upaya pemulihan perekonomian dan  kelangsungan usaha.

“Skema kebijakan ini telah melalui proses pembahasan yang komprehensif, termasuk pengaruhnya terhadap ketahanan dana dan keberlangsungan program jaminan sosial,” ujar Agus.

Dan Agus pun menegaskan, ketahanan dana dan program jaminan sosial masih dapat terkelola dengan baik, karena dana jaminan sosial masih memiliki dana cadangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban pembayaran manfaat kepada peserta selama periode kebijakan relaksasi iuran ini diberikan.

Agus justru berharap momen ini dapat dimanfaatkan pekerja untuk mendaftar menjadi peserta BPJAMSOSTEK, khususnya bagi pekerja BPU (Bukan Penerima Upah), karena iurannya sangat terjangkau, yakni dengan hanya 34 ribuan rupiah sudah dapat perlindungan sampai 6 bulan ke depan.

Agus menandaskan, BPJAMSOSTEK menyambut baik dan siap menjalankan kebijakan pemerintah ini untuk menjaga iklim usaha tetap tumbuh di tengah kondisi pandemik dalam kerangka Pemulihan Ekonomi Nasional.

Kebijakan penyesuaian iuran ini merupakan bentuk stimulus yang diberikan pemerintah kepada pemberi kerja melengkapi stimulus yang telah diberikan kepada pekerja melalui Bantuan Subsidi Upah (BSU).

“Terkait dengan dampak pada kondisi finansial BPJAMSOSTEK, kita bisa juga menyatakan secara internal telah melakukan langkah-langkah efisiensi agar dapat membantu peserta dalam menghadapi dampak ekonomi pandemi Covid melalui program relaksasi iuran dari Pemerintah,” ujarnya.

“Kita harapkan relaksasi iuran dapat mendorong peningkatan kepesertaan dan tertib iuran, karena iuran BPJAMSOSTEK menjadi sangat murah dan manfaatnya sangat lengkap,” tambahnya.

Kepala BPJAMSOSTEK, Ahmad Fauzie Usmas, menyatakan sangat setuju atas kebijakan Pemerintah dan respon positif pimpinannya tersebut. Menurutnya, adanya relaksasi iuran BPJS Ketenagakerjaan tanpa penurunan manfaat program ini sangat tepat, dan diiharapkan sekalian bisa meningkatkan jumlah kepesertaan.

“Ini kesempatan bagi pekerja yang belum daftar BPJS Ketenagakerjaan untuk segera mendaftar, karena iurannya jadi sangat tidak terasa tapi manfaatnya tetap luar biasa,” tandas Fauzie. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait