SURABAYA, beritalima.com | Setelah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menargetkan zero stunting tiga bulan ke depan, akhirnya Wali Kota Eri bersama Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi serta jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus keliling Surabaya untuk memberikan bantuan dan motivasi kepada para orang tua yang memiliki anak stunting.
Senin (20/12/2021) kemarin, Wali Kota Eri bersama Ketua TP PKK Kota Surabaya keliling ke sejumlah perkampungan di Kecamatan Asemrowo. Kali ini, Wali Kota Eri bersama istri dan jajaran pemkot keliling di wilayah Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya.
Awalnya, mereka mengunjungi salah satu anak stunting di Gadukan 1C/3A Kelurahan Morokrembangan, lalu berkunjung ke Gadukan Rukun 02/09 Kelurahan Morokrembangan. Tiba di Gadukan Rukun itu, ia juga menemukan seorang anak yang mengalami Hidrosefalus, sehingga kepalanya membesar.
Seketika itu, Wali Kota Eri langsung meminta jajarannya untuk mengawal pengobatan anak tersebut hingga sembuh. Bahkan, ia juga meminta keluarga tersebut untuk segera pindah ke rumah susun (rusun). “Tolong dikawal pengobatannya hingga sembuh. Terus segera pindah juga ke rusun,” kata Wali Kota Eri kepada orang tua anak yang mengalami Hidrosefalus itu.
Setelah itu, mereka juga mengunjungi salah satu anak stunting di Gadukan Baru 1/227A Kelurahan Morokrembangan. Setiap berkunjung, mereka membagikan bingkisan khusus anak stunting itu. Bahkan, Wali Kota Eri juga berkoordinasi dengan para RT dan RW untuk aktif melaporkan warganya yang stunting maupun yang MBR (masyarakat berpenghasilan rendah).
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengatakan bahwa tiga bulan ke depan Kota Surabaya harus zero stunting. Makanya, ia terus berkeliling ke perkampungan-perkampungan warga untuk menemui anak-anak stunting beserta orang tuanya.
“Jadi, ayo kita bersama-sama saling melengkapi untuk mencegah anak stunting di Kota Surabaya. Kalau tetangga di sekitar kita masih ada anak yang kekurangan gizi, tolong segera dilaporkan. Sebab, pemkot sudah berkomitmen untuk membantu supaya tiga bulan ke depan Surabaya zero stunting,” tegasnya.
Ia juga mengaku bahagia karena pada saat ini, Surabaya sudah menduduki nomor urut 34 dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur yang angka stuntingnya tertinggi. Padahal, beberapa waktu lalu, angka stunting di Surabaya menduduki nomor urut 3 se Jawa Timur yang angkanya stuntingnya tinggi.
“Siapa yang hebat? Ya Pak Camatnya atau Bu Camatnya dan lurahnya. Siapa yang lebih hebat lagi? Ya masyarakatnya. Inilah yang selalu saya katakan bahwa membangun sebuah kota tidak bisa sendirian, tapi membangun sebuah kota harus dengan hati nurani, warganya harus ikut bergerak dan saling membantu, insyallah itu yang akan saya bangun di Surabaya,” pungkasnya. (*)