JAKARTA, beritalima.com— Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian minta Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar) untuk mengembangkan para wisata di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara).
Objek wisata di kedua provinsi ini tidak kalah menariknya dibanding daerah lain yang ada di tanah air. Malah Kaltim dan Kaltara punya keunggulan sebab tidak hanya ada destinasi wisata laut, pulau dan pantai.
Namun, juga memiliki wisata budaya, hutan lindung, taman nasional, flora dan fauna. Kedua provinsi ini memiliki ratusan objek wisata yang menarik buat traveler atau penikmat perjalanan.
Hanya saja, kata Hetifah dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi X DPR RI dengan Menteri Parawisata (Menpar), Arief Yahya di Ruang Rapat Komisi X DPR RI Gedung Nusantara I Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, pertengahan pekan ini, pengembangan wisata di Kaltim maupun Kaltara harus didukung dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Menurut Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) tersebut mengaku, sering ke daerah-daerah. “Saya melihat pramuwisata kita sudah bagus. Mereka seperti learning by doing. Tapi sebetulnya mereka ingin ada sertifikasi-sertifikasi. Ini agar mereka lebih percaya diri, merasa lebih yakin dan terlindungi”, kata Hetifah.
“Kami dan anggota Komisi sudah sering ke daerah-daerah. Saya melihat pramuwisata kita sudah bagus. Mereka seperti learning by doing. Tapi sebetulnya mereka pengen ada sertifikasi-sertifikasi. Ini agar mereka lebih percaya diri, merasa lebih yakin dan terlindungi,” kata Hetifah.
Kendala lain yang dihadapi untuk menarik wisatawan datang ke Kaltim maupun Kaltara adalah masalah aksesabilitas. Karena itu, Hetifah yang merupakan wakil rakyat dari Dapil Kaltim dan Kaltara mendorong Kemenpar bekerjasama dengan maskapai agar menyediakan penerbangan langsung dari Jakarta ke Berau (Kaltara).
“Saat ini belum ada penerbangan dari Jakarta ke Samarinda. Padahal Samarinda Ibu Kota Kaltim. Juga belum ada penerbangan langsung Jakarta ke Berau. Penerbangan langsung hanya ke Bandara Sepinggan, Balikpapan. Karena alasan itu wisatawan kurang tertarik datang ke Kaltim maupun Kaltara karena mereka harus transit di Balikpapan,” lanjut perempuan berhijab ini.
Selain itu, Hetifah juga menyarankan agar Kemenpar mendorong adanya wisata-wisata di daerah perbatasan seperti di Kaltara. Di Krayan misalnya, ada produksi beras terbaik. “Ada hal-hal eksotis yang kadang-kadang kita orang Indonesia malah gak tahu. Malah disana banyak dikunjungi wisatawan dari Jepang.”
Menurut Hetifah, untuk mengembangakan wisata harus ada ritme yang sama antara pemerintah pusat dengan daerah. Ia menyoroti misalnya ada kepala daerah yang berprestasi tetapi belum bisa membangun wisata didaerahnya.
“Mungkin Pak Menteri bisa mengumpulkan para kepala daerah di Jakarta untuk diberikan motivasi. Juga diberikan step-step untuk mengakses dana alokasi khusus bidang pariwisata agar mereka bisa mengajukan usulan yang tepat”, kata Hetifah.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik usulan Hetifah tentang penhembangan wisata di daerah perbatasan. “Tentang wisata cross border (di daerah perbatasan) akan kami usahakan,” jawab Arief.
Dalam rapat ini, Hetifah juga menyampaikan apresiasi kepada Kemenpar atas berbagai capaian seperti jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, jumlah perjalanan wisatawan nusantara, serta status wajar tanpa pengecualian (WTP) dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Raker Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pariwisata membahas rencana kerja dan anggaran 2019. Dalam rapat itu Arief Yahya menyampaikan anggaran Kemenpar untuk 2019 mencapai Rp 3,8 triliun. (akhir)