KUDUS – Banyak pelajaran penting dari Baginda Nabi Muhammad SAW. dalam menyambut Ramadan dan bagaimana mengisi Ramadan, termasuk dalam hal menyambut hari yang selalu dicari umat Islam di seluruh dunia: lailatul qodar.
Hal itu terungkap dalam tausiyah yang disampaikan Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen MA. dalam pengajian memperingati Nuzulul Quran yang diselenggarakan Universitas Muria Kudus (UMK) di Masjid Darul Ilmi Kampus UMK, Sabtu (2/6/2018).
Pengajian yang dibuka Rektor UMK, Dr. Suparnyo SH. MS., dan dihadiri jajaran pengurus Yayasan Pembina (YP.) UMK, pimpinan universitas dan fakultas, dosen, staf akademik, dan mahasiswa itu juga dirangkai dengan pemberian santunan kepada tak kurang dari 200 anak yatim.
‘’Mengenai turunnya al-Quran, ada beberapa pendapat. Ada ulama yang mengatakan al-Quran turun pada 17 Ramadan, ada ulama lain berpendapat al-Quran pertama kali diturunkan 21 Ramadan, bahkan ada yang mengatakan 24 Ramadan,’’ ujar Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen MA.
Gus Ghofur –sapaan akrab Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen MA.- juga menyampaikan, Ramadan merupakan sarana belajar tentang kemiskinan. ‘’Belajar kemiskinan saat Ramadan ini dengan praktik langsung, tidak melalui buku,’’ jelasnya.
Dijelaskan pula, bahwa Nabi Muhammad SAW. menyambut lailatul qodar, itu jauh-jauh hari sebelum Ramadan. ‘’Ada yang meriwayatkan, Nabi menyambut lailatul qodar itu sejak Syakban,’’ ungkapnya.
Diceritakan oleh Gus Ghofur, sebelum diangkat, Nabi yang aktivitasnya banyak berdagang, kemudian sangat suka menyepi di Gua Hira untuk bertafakkur. ‘’Maka siapa yang ingin meraih lailatul qodar, harus dimulai dari awal,’’ pesan putra KH. Maemoen Zubair tersebut.
Mengenai amalan-amalan Nabi, terang Gus Ghofur, sangat banyak. Salah satunya, setiap Ramadan Nabi khatam al-Quran dengan malaikat Jibril sekali. ‘’Begitu seterusnya sejak diangkat sebagai Rasul hingga Rasulullah wafat,’’ jelasnya. (*)