Alhamdulillah. Inilah yang patut kita ucapkan ketika mengawali puasa Ramadhan tahun ini. Mungkin masih ada dalam ingatan kita kisah orang-orang saleh maupun Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya ketika mengakhiri Ramadhan. Rasa ingin berjumpa kembali diwarnai kekhawatiran apakah usia yang ada masih bisa menikmati Ramadhan berikutnya?
Pada akhir Ramadhan, mereka yang sejak awal menikmati dan khusyuk dalam beribadah merasa masih kurang waktu yang disediakan Allah SWT. Betapa tidak, balasan langsung dari Allah SWT, baik rahmat, ampunan dan dibebaskan dari api neraka serta keberkahan adalah hal yang tidak ternilai. Harta yang paling bagus pun kelak akan kita tinggalkan. Hanya catatan amal yang akan menemani kita setelah meninggal kelak.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan nakal akan dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan.” (HR. Ahmad, Nasai 2106, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.” (HR. Muslim No. 1151)
Dengan ganjaran dari Allah langsung sudah saatnya kita memperbaiki dan meningkatkan amal ibadah Ramadhan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebagai manusia, tentu banyak keinginan kita yang belum terpenuhi. Dan salah satu cara untuk mendapatkan keinginan kita tersebut adalah semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT di bulan Ramadhan ini dengan melaksanakan berbagai amalan.
Apa saja amalan tersebut? Di antaranya adalah berinfak dan bersedekah, membaca Al Quran, shalat taraweh dan shalat malam, shalat dhuha, meningkatkan kualitas shalat wajib. Selain itu kita juga diminta menahan haus dan lapar, menahan dari berbicara yang menyebabkan dosa, menahan dari perilaku yang buruk.
Dalam hal hubungan dengan sesama manusia, Rasulullah SAW dalam khotbahnya menyambut Ramadhan berpesan agar umat Islam memuliakan orangtuanya, menyambung silaturahim, mengasihi anak yatim, bersedekah kepada fakir miskin.
Kita patut bersyukur bahwa di negeri kita, menjalankan ibadah Ramadhan dalam suasana dan kondisi aman. Di belahan dunia lain seperti Timur Tengah dan Afrika masih banyak saudara kita umat Islam yang menjalani ibadah Ramadhan dalam suasana kelaparan, kondisi yang tidak aman, dan penderitaan lainnya yang mungkin kita tidak ketahui karena keterbatasan informasi.
Tak lupa, kita juga turut peduli dengan saudara kita yang berada di tanah air di berbagai belahan bumi. Kita panjatkan doa terbaik untuk mereka semua, semoga Allah SWT memberikan pertolonganNya dan kasih sayangNya kepada mereka dan juga kepada kita.
Puasa adalah menahan diri, sehingga seharusnya tidak terjadi inflasi. Semoga Ramadhan kali ini, kita semua mampu mengikuti dengan baik, termasuk dalam mengendalikan konsumsi. Dan semoga kita semua mampu meraih takwa seperti yang difirmankan Allah dalam surat Al Baqarah: 183, “Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Marhaban ya Ramadhan.