Tekan Angka Stunting, BKKBN dan Komisi IX DPR Sosialisasi Penguatan PK21

  • Whatsapp
Para narasumber dari BKKBN Pusat dan Provinsi Jatim serta Komisi IX DPR RI bersama peserta sosialisasi penguatan PK21 dan kelompok sasaran Bangga Kencana di Gedung BKM Jalan Trenggono 7 Surabaya, Senin (7/6/2021).

SURABAYA, beritalima.com | Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur melakukan sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga 2021 (PK21) dan kelompok sasaran Bangga Kencana dengan menggandeng mitra kerja dari Komisi IX DPR RI, Lucy Kurniasari, di Gedung BKM Jalan Trenggono 7 Surabaya, Senin (7/6/2021).

Rangkaian sosialisasi rutin dengan protokol kesehatan ketat ini, yakni dengan mewajibkan semua yang hadir memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan hand sanitizer serta jaga jarak, bertujuan untuk memberikan penguatan terkait program nasional pemerintah yakni Pendataan Keluarga 2021 (PK21).

Sebanyak 170 undangan hadir di acara yang dibagi dalam 3 sesi ini, dengan narasumber Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN H.Nofrijal SP MA dan Komisi IX DPR RI Dra.Lucy Kurniasari, dan Koordinator Bidang KBKR Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Waluyo Ajeng Lukitowati S.ST MM.

Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN H.Nofrijal SP MA menerangkan, siklus kehidupan mulai dari konsepsi sampai lansia yang diintervensi oleh BKKBN adalah Program Tribina dan PIK-R, di usia remaja 10 – 24 tahun.

“Tujuan program adalah untuk pendewasaan usia perkawinan dan mencegah pernikahan usia dini, mencegah pergaulan bebas (free sex) dan 1000 hari pertama kehidupan. Kualitas yang baik harus dipersiapakan 75 hari sebelum terjadinya pembuahan sampai dengan anak berusia 2 tahun,” kata Nofrijal.

Terkait Pendataan keluarga 2021 (PK21), Nofrijal menjelaskan, ada suplemen tambahan untuk pendataan stunting.

Sedangkan Lucy Kurniasari mengatakan, tugas dan fungsi dari Komisi IX DPR RI adalah bermitra dengan berbagai pihak di antaranya Kementerian Kesehatan, Kementerian Ketenagakerjaan, BPJS, BPOM dan BKKBN.

Dalam bermitra dengan BKKBN, lanjutnya, Program Bangga Kencana harus dikenalkan kepada semua lapisan masyarakat terutama program hindari 4 T melahirkan (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu dekat/rapat, Terlalu sering).

“Pendewasaan usia perkawinan sangat penting agar terhindar dari berbagai risiko atau dampak yang disebabkan oleh pernikahan terlalu dini,” ujarnya.

“Usia reproduksi yang harus dipersiapkan secara matang dan terencana dengan baik agar terhindar dari dampak yang merugikan seperti dampak psikologis, kondisi kesehatan, bayi yang tidak sehat, dan sebagainya,” terangnya.

Sementara itu Koordinator Bidang KBKR Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Waluyo Ajeng Lukitowati S.ST MM menjelaskan, kegiatan ini merupakan rangkaian sosialisasi rutin yang dilakukan oleh perwakilan BKKBN Jatim dengan bertujuan untuk memberikan penguatan terkait program Nasional dari pemerintah yakni Pendataan Keluarga 2021.

“Program Bangga Kencana atau Pembangunan Keluarga Berencana ini merupakan program yang bertujuan untuk mengarahkan agar keluarga mempunyai rencana berkeluarga, punya anak, pendidikan dan sebagainya sehingga akan terbentuk keluarga-keluarga berkualitas,” kata Lukitowati.

Ditambahkannya, untuk pendataan keluarga di Jawa Timur datanya yang sudah masuk 86%, sementara Surabaya 74%. Untuk mencegah stunting, BKKBN selalu melakukan sosialisasi kegiatan 1000 Hari Pertama Kehidupan. Serta ada pendampingan agar segera ikut KB agar tidak terjadi kehamilan susulan. (Gan)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait