Jakarta, Konflik tak berkesudahan antara Palestina dan Israel kembali pecah dan memunculkan pro dan kontra dari berbagai negara di muka bumi. Dengan semakin banyaknya banyaknya letusan senjata dan darah yang ditumpahkan, tidak hanya menimbulkan banyak korban jiwa dari masyarakat sipil disana, dikhawatirkan pula efek sampingnya juga akan terasa di negara-negara yang memiliki kedekatan khusus dengan Palestina.
Menurut pengamat militer Wibisono mengatakan Harus ada tekanan internasional yang mendorong kedua belah pihak untuk gencatan senjata, jika tidak maka akan jatuh lebih banyak lagi warga sipil yang menjadi korban dan itu menjadi tragedi kemanusiaan.
“Penguasa Israel dan Palestina yang dipimpin kelompok Hamas sulit untuk didamaikan, tanpa melibatkan negara adikuasa seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China, karena peperangan akan terus terjadi yang menyebabkan warga sipil menjadi korban,” ujar Wibisono menyatakan keawak media dijakarta Kamis (2/11/2023).
Lanjutnya,AS menggiring beberapa negara di Timur Tengah untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, sehingga dibuka hubungan diplomatik. Untuk itu negara-negara besar jangan memanfaatkan konflik tersebut untuk mendapatkan keuntungan, namun harus ikut mendorong perdamaian.
Sementara itu dukungan terhadap Palestina juga ditunjukkan oleh Indonesia. Penggalangan dana mulai dilakukan di berbagai daerah Indonesia untuk membantu korban perang Israel-Hamas di Gaza.
Duta Besar Palestina di Indonesia, Zuhair Al Shun, mengadakan berbagai pertemuan dengan sejumlah pihak untuk meminta bantuan bagi masyarakat Palestina di Gaza. Pertemuan terutama dilakukan dengan perwakilan negara-negara Arab di Indonesia yang diharapkan bisa memberi bantuan kemanusiaan ke Palestina.
“Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berusaha untuk mendamaikan kedua negara, namun Israel makin mempersulit upaya internasional dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. PBB dikritik atas “ketidakmampuan” mereka dalam mengambil peran penting untuk mengatasi konflik Palestina dan Israel,” jelas Wibi
“Serangan oleh Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa, rakyat Palestina telah mengalami 56 tahun penjajahan yang mencekik, upaya dunia internasional untuk melakukan perdamaian perang ini harus kongkrit dilakukan, PBB keliatan lemah,” pungkasnya