SURABAYA, beritalima.com – Festival layang-layang memang sudah menjadi agenda rutin tahunan di Kota Surabaya. Namun, pada penyelenggaraan kali ini, festival yang sudah 19 kali digelar di Kota Pahlawan tersebut terasa spesial. Hal ini dikarenakan panitia menyiapkan tema spesial dalam rangka menyambut The Third Session of the Preparatory Committee for Habitat III (Prepcom 3).
Bagus Iskandar, Ketua Panitia Festival Layang-layang mengatakan, tema khusus yang diambil adalah habitat laut. Alasannya, kehidupan masyarakat Surabaya di wilayah timur dan utara tak lepas dari faktor laut. Sebut saja adanya kampung nelayan di Kenjeran dan pasar ikan di Pabean. Oleh karenanya, laut telah menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan warga Surabaya. Salah satu yang paling menyita perhatian adalah layang-layang berbentuk ikan paus. Layang-layang ini berukuran panjang sekitar 15 meter. Selain itu ada pula layang-layang berbentuk menyerupai ubur-ubur dan bintang laut.
Bagus menuturkan, sedikitnya 120 peserta turut menyemarakkan festival kali ini. Para peserta luar negeri tercatat dari Malaysia, Cina, Hongkong, dan Thailand. Sedangkan dari dalam negeri juga tak mau kalah, misalnya dari DKI Jakarta, Jogjakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan.
Lebih lanjut, pria yang juga anggota Persatuan Layang-layang Surabaya (Perlabaya) ini menyatakan, adapun empat kategori yang dinilai/dilombakan yaitu: kreasi dua dimensi; kreasi tiga dimensi; train/rangkaian; dan rokkaku challenge.
Pada kesempatan itu, Walikota Tri Rismaharini menerbangkan layang-layang logo Pemerintah Kota Surabaya. Perwakilan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga turut hadir dan menerbangkan layang-layang bersama walikota.
Risma -sapaan Tri Rismaharini- mengatakan, permainan tradisional seperti layang-layang ternyata juga mampu menjelma menjadi skala internasional. Kini, festival layang-layang sudah menjelma menjadi potensi wisata di Surabaya. “Setiap tahun makin banyak peserta yang datang dari luar negeri. Ini menandakan festival layang-layang di Surabaya mulai mendunia,” ujarnya saat membuka festival layang-layang di Side Area Long Beach Selatan Pakuwon City, Minggu (24/7).
Sementara itu, staf Habitat III bidang publikasi Tobias Kettner mengaku terhibur dengan festival ini. Raut semringah terus terpampang di wajahnya saat menerbangkan layang-layang bersama koleganya, Lynn asal Kenya. “Sangat menyenangkan. Tampaknya saya masih harus banyak berlatih,” tuturnya singkat.