Oleh : Wibisono
Kapal selam KRI Nanggala 402 telah ditemukakan melalui pantauan sonar, para pemantau telah melihatnya, ternyata benar KRI Nanggala 402 terdeteksi sudah terbelah menjadi tiga bagian di kedalaman hampir 1000 meter atau lebih jelasnya 838 Meter.
Mengutip berita dimedia nasional, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Yudo Margono menyatakan, KRI Nanggala 402 terbelah menjadi beberapa tiga bagian.
Berdasarkan ROV dari MV Swift Rescue, ditemukan bagian KRI Nanggala 402. Lokasinya di kedalaman 838 meter. Tepatnya 1.500 yard dari datum satu tempat tenggelamnya KRI Nanggala 402, Pendeteksian dengan menggunakan KRI Rigel yang telah melakukan pemindaian secara lebih akurat di lokasi tersebut menggunakan multibeam sonar dan magnetometer.
MV Ship Rescue juga telah menurunkan ROV-nya untuk memperkuat citra bawah air secara visual menggunakan kamera, dan dari hasil pemindaian, terlihat bagian-bagian dari KRI Nanggala 402. Bagian-bagian tersebut pun telah dipastikan milik dari KRI Nanggala.
Dari hasil penemuan itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyimpulkan seluruh awak KRI Nanggala 402 gugur. “Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala 402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur”, ujar Panglima TNI Hadi, Pernyataan beliau pada Minggu di Badung, Bali (25/04/2021).
Sebab-sebab tentang tenggelamnya dan terbelahnya Kapal Selam Nanggala 402 sampai hari ini belum terungkap.
Apakah kapal tenggelam ada sabotase?
Karena menurut penulis sangat mustahil bila kapal selam secanggih itu meskipun sudah tua tiba-tiba mendadak hilang kontak begitu saja, biasanya bila terjadi “mogok” trouble pada engine itu selalu tetap bisa terjalin komunikasi dengan pihak pemantau di darat.
Kecurigaan dan ketidakwajaran terhadap tenggelamnya Nanggala 402 terbukti dengan adanya kapal selam Nanggala 402 kok saat terjadi trouble posisi akhir di koordinat berapa tidak diketahui, kemudian laporan kru kapal kepada komando juga tidak ada.
Dari fakta fakta diatas, kita simpulkan bahwa KRI Nanggala 402 mendapat sudden attack “serangan mendadak” Torpedo atau rudal bawah laut, buktinya diperkuat oleh para awak KRI Rigel dengan ditemukan serpihan-serpihan kapal. Artinya ada kemungkinan kapal rusak karena meledak karena adanya “sudden attack” serangan tiba-tiba.
Tidak mungkin kapal selam bisa terbelah jadi tiga kecuali memang ditembak oleh torpedo atau rudal, artinya ada serangan mendadak yang sangat cepar dan tiba tiba waktu itu. Jadi wajar bila para kru dan komandan tidak sempat memberikan informasi dan laporan emergency atau SOS karena keadaan pada saat itu sangat tiba-tiba dan sangat cepat dan panik saat itu. Ditambah masuknya air karena ada kebocoran yang dasyat dan terbelahnya kapal.
Banyak pendapat para Pengamat ada kecurigaan kapal selam asing yang berada diperairan Indonesia, saya pun curiga bahwa dikedalaman perairan kita sudah banyak kapal selam asing China sebagai operasi intelijen yang berkeliaran lalu lalang dengan bebas di perairan kita.Padahal hampir seluruh negara lain bersimpati atas hilangnya KRI Nanggala 402, seperti Amerika, Singapura, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Turki, dan Jerman.
Bahkan negara-negara tersebut ikut membantu dengan mengirim bantuan kapal dan pesawat untuk melakukan pencarian, pendeteksian dan penyelamatan.
Panglima TNI dan Mentri Pertahanan harus mengivestigasi peristiwa ini, ini bukan perkara karena alutsista kita sudah usang atau sudah tua, tapi ini persoalan serius terkait Kedaulatan bangsa yang harus di selidiki dengan teliti dan tuntas kalo perlu dibentuk tim investigasi dengan melibatkan negara lain termasuk produsen kapal selam German.
Sebagai anak bangsa dan warga negara Indonesia sudah semestinya turut berduka dan prihatin atas kejadian tenggelamnya Kapal Selam Nanggala 402. Mendoakan dengan khusyu semoga masuk kategori khusnul khotimah….aamiin
Bagaimana dengan China?
Meski beberapa negara ikut membantu untuk menemukan keberadaan Nanggala 402, namun pencarian tidak mudah. Setelah hilang kontak tak jelas tenggelam atau terjadi ledakan. Hebatnya Cina tidak termasuk negara yang peduli untuk membantu pencarian, padahal ada torpedo Cina yang akan diuji coba. Kecurigaanpun muncul kemungkinan sabotase.
Mushibah KRI Nanggala 402 tetap harus diselidiki penyebabnya. Penemuan drone bawah laut Cina sebelumnya telah mengindikasi adanya kegiatan mata-mata bawah laut. Jangan-jangan Cina sedang menekan dan menteror Indonesia. Soal Laut Cina Selatan dan Natuna ada kejengkelan Cina. Tidak aneh PKC malah mendukung gerakan separatis Papua Barat.
KRI Nanggala 402 telah mengalami mushibah dan menewaskan seluruh awak kapalnya. Saya menilai ada terjadi kejanggalan yang mesti diselidiki. Hilang kontak setelah izin menyelam. Pecah menjadi tiga bagian besar. Mungkinkah terkena torpedo atau sabotase ?, Walahuallam….
Penulis : Pengamat Militer dan Pertahanan