Tentang Limbah Pabrik di Muncar, Begini Cerita Ketua Komunitas Satu Hati

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com – Warga di wilayah Muncar, Banyuwangi mendesak dan meminta Pemerintah buka-bukaan terkait kasus pembuangan limbah pabrik atau perusahaan pengalengan dan penepungan ikan di wilayah setempat.

Pasalnya, limbah tersebut diduga dibuang ke laut. Bahkan, ada beberapa pabrik itu membuangnya ke saluran sungai yang menuju laut pula. Kejadian itu berada di Dusun Sampangan, Desa Kedungrejo, serta Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar.

Bacaan Lainnya

“Dari tahun 2008 hingga tahun 2018 itu kami getol mengkritisi sampah dan limbah di Muncar, tetapi sampai saat ini hasilnya mulai dari uji lab dan lain lain belum juga dikasikan,” kata Riski Andika, seorang aktivis lingkungan Setia Hati pada wartawan, Senin (5/4/2021).

Ketua Komunitas Setia Hati ini menceritakan, gerakan awal pada tahun 2008 lalu tersebut dilakukan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Namun hasilnya belum juga transparan. Padahal, Satu Hati hasilnya sudah menggelar dialog interaktif, bersama Pemerintah setempat, BKSDA, serta Aktivis HAM, namun tak kunjung ada solusi.

“Tahun 2016 pernah disidak oleh Dinas dan Kementrian, namun belum juga ada respon yang memuaskan, dan belum menemukan titik hasil,” tegas mantan Ketua DPC Partai NasDem Kecamatan Muncar ini.

Masalah limbah dan sampah ini, lanjut Rizky, Satu Hati tidak pernah menolak indusri dan investasi di tanah kelahirannya, asalkan jangan ada pola laku yang salah dan dapat mencedirai masyarakat.

“Ayolah para pengusaha ini lebih arif bijaksana dalam aktivitas produksi sampai sampah akhirnya. Disini orang menggantungkan tuhan dan alam, jika alam rusak mau kemana lagi,” ujarnya.

“Perusahan punya tanggung jawab, tapi jangan diluluhlantahkan,” imbuhnya.

Kini, Satu Hati sudah jenuh, lantaran belum terwujudnya perbaikan mulai dari pemerintah, dan perusahaan. Bahkan, bersurat ke Presiden, Kementrian, dan DPR RI pun sudah dilakukan oleh aktivis muda ini.

“Bersurat ke Sekretariat Negara dan DPR RI sudah enam kali, tapi hanya dibalas hanya sekali saja. Isinya ya belum ada tindak lanjut,” keluhnya.

Hingga berita ini ditulis, Ketua Asosiasi Pengalengan dan Penepungan Ikan (APPI) Banyuwangi, Yulia Pujiastutik bungkam atas kabar pabrik ini. Saat dihubungi wartawan, Yulia sapaan akrabnya tidak membalas pesan, bahkan hanya dibaca saja. Kemudian, dikonfirmasi pada nomer ponselnya pun tidak berhasil dihubungi.

Sekedar diketahui, Dampak pembungan limbah itu, warga mengalami gatal-gatal pada sekujur tubuhnya. Belum lagi, ekosistem biota laut di perairan setempat berdampak rusak dan tercemar. (bi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait