Oleh :
DR. dr. Robert Arjuna FEAS *
Dunia kedokteran semakin hari semakin maju,untuk negara maju terapi stemcell udah digunakan dengan berbagai penyakit Degeneratif dan metabolisme dan sekarang dalam wabah Pandemi udah dicoba pada pengobstan Covid yang menular.Terapi berbasis stemcell atau sel punca semakin maju dan berkembang pesat di negara maju. Bahkan, terapi sel punca telah digunakan sebagai imunomodulator dan anti-inflamasi untuk mengatasi badai sitokin saat terpapa Covid-19 Terapi sel punca adalah penggunaan sel induk untuk mengobati atau mencegah penyakit atau kondisi tertentu. Terapi sel induk disebut pula terapi sel induk, transplantasi sel, atau sitoterapi. Melalui terapi ini, dapat dibentuk jaringan baru untuk menggantikan sel-sel yang rusak yang menyebabkan kerusakan organ.
COVID-19 adalah gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari virus corona. Penyakit ini menyebarkan infeksi pada saluran pernapasan atas tahap ringan hingga sedang, tetapi pada beberapa orang dapat menjadi berat. Sejauh ini, penyakit yang mendapatkan status pandemi ini masih belum terselesaikan bahkan telah merenggut nyawa jutaan orang.
Salah satu metode yang dipercaya mampu digunakan sebagai pengobatan COVID-19 adalah stem cell. Cara ini telah terbukti menyembuhkan berbagai macam penyakit yang berat, seperti penyakit kronis dan penyakit autoimun. Diketahui jika gangguan COVID-19 dapat menimbulkan masalah dalam waktu yang lama pada beberapa orang, meski lebih sering terjadi dalam waktu yang sebentar. Tentu saja, hal ini dapat menimbulkan kepanikan pada beberapa orang, termasuk yang sudah memiliki gangguan kronis sebelumnya. Maka dari itu, pengobatan yang paling ampuh masih terus dicari.
Bukan hanya terjadi pada saluran pernapasan atas, gangguan ini disebut-sebut juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan. COVID-19 dapat menyebabkan gangguan hormon sitokin, yaitu sel kekebalan yang diaktifkan oleh virus yang memiliki efek merusak pada jaringan sendiri, meningkatkan pembengkakan, menyebabkan fibrosis, hingga insufisiensi fungsional.Disebut-sebut jika terapi sel induk ini merupakan salah satu metode pengobatan COVID-19 yang efektif. Namun, bagaimana cara penerapan metode tersebut dapat mengobat tubuh dari infeksi virus corona?
Siapa saja yang disarankan untuk mendapatkan pengobatan COVID-19 dengan metode stem cell ini?
1. Seseorang yang terserang virus corona, tetapi sedang sakit kritis.
2. Pengidap penyakit COVID-19 lanjut usia yang mengidap sakit kritis.
3. Seseorang yang berisiko tinggi terhadap infeksi karena penyakit penyerta lain
COVID-19 adalah gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari virus corona. Penyakit ini menyebarkan infeksi pada saluran pernapasan atas tahap ringan hingga sedang, tetapi pada beberapa orang dapat menjadi berat. Sejauh ini, penyakit yang mendapatkan status pandemi ini masih belum terselesaikan bahkan telah merenggut nyawa jutaan orang.
Salah satu metode yang dipercaya mampu digunakan sebagai pengobatan COVID-19 adalah stem cell. Cara ini telah terbukti menyembuhkan berbagai macam penyakit yang berat, seperti penyakit kronis dan penyakit autoimun. Diketahui jika gangguan COVID-19 dapat menimbulkan masalah dalam waktu yang lama pada beberapa orang, meski lebih sering terjadi dalam waktu yang sebentar. Tentu saja, hal ini dapat menimbulkan kepanikan pada beberapa orang, termasuk yang sudah memiliki gangguan kronis sebelumnya. Maka dari itu, pengobatan yang paling ampuh masih terus dicari.
Bukan hanya terjadi pada saluran pernapasan atas, gangguan ini disebut-sebut juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan. COVID-19 dapat menyebabkan gangguan hormon sitokin, yaitu sel kekebalan yang diaktifkan oleh virus yang memiliki efek merusak pada jaringan sendiri, meningkatkan pembengkakan, menyebabkan fibrosis, hingga insufisiensi fungsional.Disebut-sebut jika terapi sel induk ini merupakan salah satu metode pengobatan COVID-19 yang efektif. Namun, bagaimana cara penerapan metode tersebut dapat mengobat tubuh dari infeksi virus corona?
Siapa saja yang disarankan untuk mendapatkan pengobatan COVID-19 dengan metode stem cell ini?
1. Seseorang yang terserang virus corona, tetapi sedang sakit kritis.
2. Pengidap penyakit COVID-19 lanjut usia yang mengidap sakit kritis.
3. Seseorang yang berisiko tinggi terhadap infeksi karena penyakit penyerta lainnya.
Terapi lewat sel punca ini dinilai mampu memperbaiki kondisi lingkungan mikro jaringan paru, memperbaiki organ-organ lain yang mengalami kerusakan. Dari penelitian yang telah dilakukan, pasien pneumonia Covid-19 yang terapi sel punca, lebih mampu bertahan hidup, dan bisa mempercepat pemulihan perawatan pasien ICU dibandingkan dengan pasien tanpa terapi sel punca.
Tidak hanya pada pengobatan pasien Covid-19, pengobatan lewat penyuntikan sel hidup dari lemak, sumsum tulang belakang atau tali pusat ini sudah lama diketahui bisa mengobati berbagai penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan perbaikan kondisi tulang. Namun demikian, pengobatan dengan cara menyuntikkan sel hidup lewat pembuluh intravena ini belum dikenal luas di tanah air karena mahalnya biaya untuk satu kali pengobatan, belum banyak digunakan oleh para kolegium dokter, serta biaya pengobatannya pun belum dijamin oleh pihak asuransi kesehatan serta BPJS.
Ia menyebutkan sumber bahan baku stemcell yang digunakan berasal dari sel sumsum tulang belakang, lemak dari darah tepi dan tali pusat. Dari ketiga sumber tersebut, tali pusat diakui yang paling baik karena sel berusia muda. Dibandingkan dari lemak yang kebanyakan selnya sudah berusia tua. ”Padahal, kita ingin sel stemcell yang masih muda,”katanya.
Menurutnya, stemcell mampu memperbaiki sel atau jaringan yang rusak. Memperbaiki membran lutut bagi yang terkena tulang keropos, memperbaiki fungsi pankreas agar bisa memproduksi insulin atau mengubah gula menjadi energi. Sementara pada penyakit jantung, terapi stemcell potensial mengurangi penyumbatan dengan menambah jumlah pembuluh darah. Sedangkan pada kasus stroke, stemcell lebih kepada perbaikan kemampuan motorik, belum mengarah pada perbaikan keseluruhan saraf yang rusak. “Untuk stroke, stemcell belum sampai ke situ, namun percobaan dilakukan paling tidak meperbaiki saraf motorik belum memperbaiki saraf,”katanya.
Beberapa manfaat yang timbul saat tubuh mendapatkan pengobatan stem cell saat mengidap COVID-19 adalah:
1. Meningkatkan jumlah limfosit dan sel dendritik pengatur yang berguna untuk meningkatkan perlindungan antivirus di dalam tubuh.
2. Mengurangi kadar protein C-reaktif, yaitu penanda utama saat seseorang mengalami peradangan.
3. Mengurangi tingkat protein proinflamasi yang kuat, seperti TNF-a.
4. Meningkatkan kadar protein anti-inflamasi IL-10.
Pada seseorang yang lebih tua dengan penyakit penyerta, seperti diabetes, asma, dan penyakit jantung dalam tahap bahaya juga telah mendapatkan penelitian tersendiri. Disebutkan jika sistem kekebalan dan potensi regeneratif yang terganggu dengan pertambahan usia dan penyakit memang meningkatkan risiko terkena COVID-19 yang parah. Sehingga, tubuh sulit atau lebih lama untuk melawan virus corona, bahkan menyebabkan pneumonia dan ARDS.
Maka dari itu, terapi stem cell untuk pengobatan COVID-19 sangat berguna untuk dilakukan karena kemungkinan pemulihannya sangat rendah. Penting untuk melakukan hal ini agar dapat menekan dampak buruk yang dapat terjadi disebabkan kombinasi virus corona dan penyakit yang diidapnya. Maka dari itu, jika ada keluarga yang mengalami hal ini, ada baiknya langsung mencari bantuan medis segera.
Terapi lewat sel punca ini dinilai mampu memperbaiki kondisi lingkungan mikro jaringan paru, memperbaiki organ-organ lain yang mengalami kerusakan. Dari penelitian yang telah dilakukan, pasien pneumonia Covid-19 yang terapi sel punca, lebih mampu bertahan hidup, dan bisa mempercepat pemulihan perawatan pasien ICU dibandingkan dengan pasien tanpa terapi sel punca.
Tidak hanya pada pengobatan pasien Covid-19, pengobatan lewat penyuntikan sel hidup dari lemak, sumsum tulang belakang atau tali pusat ini sudah lama diketahui bisa mengobati berbagai penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan perbaikan kondisi tulang. Namun demikian, pengobatan dengan cara menyuntikkan sel hidup lewat pembuluh intravena ini belum dikenal luas di tanah air karena mahalnya biaya untuk satu kali pengobatan, belum banyak digunakan oleh para kolegium dokter, serta biaya pengobatannya pun belum dijamin oleh pihak asuransi kesehatan serta BPJS.
Ia menyebutkan sumber bahan baku stemcell yang digunakan berasal dari sel sumsum tulang belakang, lemak dari darah tepi dan tali pusat. Dari ketiga sumber tersebut, tali pusat diakui yang paling baik karena sel berusia muda. Dibandingkan dari lemak yang kebanyakan selnya sudah berusia tua. ”Padahal, kita ingin sel stemcell yang masih muda,”katanya.
Menurutnya, stemcell mampu memperbaiki sel atau jaringan yang rusak. Memperbaiki membran lutut bagi yang terkena tulang keropos, memperbaiki fungsi pankreas agar bisa memproduksi insulin atau mengubah gula menjadi energi. Sementara pada penyakit jantung, terapi stemcell potensial mengurangi penyumbatan dengan menambah jumlah pembuluh darah. Sedangkan pada kasus stroke, stemcell lebih kepada perbaikan kemampuan motorik, belum mengarah pada perbaikan keseluruhan saraf yang rusak. “Untuk stroke, stemcell belum sampai ke situ, namun percobaan dilakukan paling tidak meperbaiki saraf motorik belum memperbaiki saraf,”katanya.
Beberapa manfaat yang timbul saat tubuh mendapatkan pengobatan stem cell saat mengidap COVID-19 adalah:
1. Meningkatkan jumlah limfosit dan sel dendritik pengatur yang berguna untuk meningkatkan perlindungan antivirus di dalam tubuh.
2. Mengurangi kadar protein C-reaktif, yaitu penanda utama saat seseorang mengalami peradangan.
3. Mengurangi tingkat protein proinflamasi yang kuat, seperti TNF-a.
4. Meningkatkan kadar protein anti-inflamasi IL-10.
Pada seseorang yang lebih tua dengan penyakit penyerta, seperti diabetes, asma, dan penyakit jantung dalam tahap bahaya juga telah mendapatkan penelitian tersendiri. Disebutkan jika sistem kekebalan dan potensi regeneratif yang terganggu dengan pertambahan usia dan penyakit memang meningkatkan risiko terkena COVID-19 yang parah. Sehingga, tubuh sulit atau lebih lama untuk melawan virus corona, bahkan menyebabkan pneumonia dan ARDS.
Maka dari itu, terapi stem cell untuk pengobatan COVID-19 sangat berguna untuk dilakukan karena kemungkinan pemulihannya sangat rendah. Penting untuk melakukan hal ini agar dapat menekan dampak buruk yang dapat terjadi disebabkan kombinasi virus corona dan penyakit yang diidapnya. Maka dari itu, jika ada keluarga yang mengalami hal ini, ada baiknya langsung mencari bantuan medis segera.
RobertoNews1241 《 20.2.22(07.15)》
• PraktisinHukum & Penulis Ilmu Kesehatan