TANGERANG SELATAN, beritalima.com | Upaya meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak di Tangerang Selatan (Tangsel) masih perlu diupayakan mengingat angka kasus pelanggaran yang masih tinggi.
Demikian disampaikan calon Wakil Wali Kota Tangsel, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, usai pertemuan dengan Forum Silaturahmi Lintas Tangerang Selatan (Sultan) di Sekretariat Bersama, Restoran Kampoeng Anggrek, Jalan Raya Buaran Viktor Nomor 81, Serpong, Tangsel, Rabu (26/8/2020)
“Kita tahu bahwa kasus-kasus meningkat, terutama kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Justru masyarakat harus dilibatkan untuk memberi perlindungan kepada perempuan dan anak, peran pemerintah saja tidak cukup, karena itulah kita gotong royong,” kata Saraswati.
Mantan anggota Komisi VIII DPR RI ini mengaku senang mendapat dukungan dari Forum Sultan, yang merupakan organisasi masyarakat yang fokus pada isu perlindungan perempuan dan anak.
“Saya sangat bangga, sangat merasa terhormat bahwa mereka siap untuk ikut berjuang. Apa yang mereka dalami, apa yang mereka lakukan itu sangat sesuai dengan perjuangan saya secara pribadi selama ini sebagai aktivis perempuan dan anak,” terang Saraswati.
Dalam visi-misi yang ia tawarkan selama masa menjelang Pilkada Tangsel ini, Saraswati bersama calon Wali Kota, Haji Muhamad, memang menempatkan isu perlindungan perempuan dan anak sebagai salah satu perhatian utama.
Menurutnya, respons pemerintah daerah terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mesti ditingkatkan. Salah satu caranya adalah membentuk tim cepat tanggap. Tim ini yang akan memperkuat kinerja Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A).
“Sehingga, kalau ada laporan masuk (ke tim cepat tanggap) itu bisa langsung kita tanggapi. Dan kita juga mau meningkatkan adanya Rumah Aman untuk para korban KDRT, korban kekerasan pada anak, maupun korban perdagangan orang. Meningkatkan juga dari segi kinerja P2TP2A,” urainya.
Diwawancara terpisah, Ketua Forum Sultan, Nursaad, mengakui bahwa pihaknya menaruh percaya pada kompetensi pasangan Muhamad-Saraswati untuk memimpin Tangsel karena masing-masing tokoh tersebut memiliki kelebihan yang saling melengkapi.
Nursaad menjelaskan, kepemimpinan di Tangsel akan lebih baik jika dipegang putra daerah yang memiliki riwayat panjang dalam pelayanan warganya. Kriteria itu terpenuhi oleh Muhamad yang sebelumnya menjabat Sekretaris Daerah Kota Tangsel.
Mengenai Saraswati, ia mengaku sudah banyak mengetahui kiprah perempuan muda itu dalam bidang perlindungan perempuan dan anak juga anti-perdagangan orang.
“Pertama, kami ingin putra daerah untuk memimpin. Kedua, latar belakang Ibu Saraswati. Kebetulan kami juga peduli pada perlindungan perempuan dan anak,” tegasnya.
“Tentunya kami sebagai warga Tangsel ingin semua aspek sejahtera. Banyak hal. Sejahtera atau baik dalam tatanan pemerintahan, baik dalam tatanan kesejahteraan ekonomi masyarakat, baik dalam tatanan birokrasi dan lainnya,” tambah dia.
Terkait konteks perlindungan perempuan dan anak, Nursaad mengakui bahwa selama ini upaya Pemkot Tangsel masih kurang maksimal dari mulai segi anggaran sampai penguatan level bawah.
“Anggaran itu sangat kecil. Kita butuh kapasitas sampai ke bawah agar penguatan juga bisa dilakukan sampai ke tingkat bawah. Itu sudah kami lakukan dari beberapa tahun sebelumnya, dorongannya sampai ke Musrenbang, sampai sekarang masih nihil,” jelas Nursaad.
Upaya perlindungan perempuan dan anak di Tangsel, lanjutnya, mesti dilakukan sampai ke tingkat bawah (kelurahan). Ia berharap minimal sekali atau dua kali dalam setahun diadakan penguatan di level semua kelurahan di Tangsel. Hal inilah yang ia diskusikan secara komprehensif bersama Saraswati.
“Saya sudah mengetahui background dari Ibu Saraswati, dia pemerhati perlindungan perempuan dan anak. Maka itu kami upayakan untuk bertemu hari ini,” ungkapnya.