JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mendukung upaya Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) menyebarkan benih perdamaian ke berbagai penjuru tanah air.
Di FSAB berkumpul berbagai kalangan anak cucu anggota TNI maupun anak cucu berbagai gerakan seperti Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Pemerintah Darurat Republik Indonesa (PDRI), Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) maupun Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Sebagai organisasi yang berdiri sejak 2003, kata politisi senior Partai Golkar ini, FSAB telah menjadi landasan bagi bangsa Indonesia bahwa konflik yang terjadi di masa lalu tidak boleh diwariskan ke generasi selanjutnya.
“FSAB telah membuktikan, benih konflik antar anak bangsa sebenarnya bisa diredam dan diselesaikan. Kuncinya, semua pihak bersikap terbuka dan membangun dialog untuk menciptakan saling kesepahaman,” kata Ketua DPR RI.
Laki-laki yang akrab dipanggil Bamsoet ini mengatakan hal tersebut saat menerima pengurus FSAB di Ruang Kerja Ketua DPR RI, Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/3).
Pengurus FSAB yang hadir antara lain Suryo Susilo (Ketua Umum), Robert M Siahaan (Sekretaris), Gusti Ayu Made Sadrinimanik (Wakil Sekretaris), Agustanzil Sjahroezah (Litbang), Nina Pane (Sosialisasi dan Kemitraan) dan Djoko Poerwongemboro (Badan Penasehat).
Ditambahkan wakil rakyat dari Dapil Provinsi Jawa Tengah ini, dengan motto ‘Berhenti Mewarisi Konflik dan Tidak Membuat Konflik Baru’, FSAB bisa memberikan inspirasi kepada segenap elemen bangsa tentang betapa indahnya merawat perdamaian, ketimbang terus menerus memelihara dendam.
“Sebagai contoh, Ibu Amelia Yani (puteri Jenderal Ahmad Yani) dan Bapak Ilham Aidit (putera DN Aidit), yang juga tergabung dalam FSAB, keduanya saat ini bisa membangun hubungan baik, walaupun dimasa lalu kedua orang tua mereka terlibat konflik.”
Setelah sukses menyetop konflik warisan masa lalu, Bamsoet mengajak FSAB membendung berbagai potensi konflik yang terjadi hari ini, agar tidak membesar di esok hari.
FSAB bisa menginspirasi bangsa Indonesia yang tengah menghadapi Pemilu serentak 2019, agar perbedaan pilihan yang ada tidak justru menghancurkan dan memecah belah persatuan yang ada.
“Pemilu bukan ajang perang untuk saling menghabisi. Pemilu adalah kegiatan kenegaraan dan kebangsaan yang dilakukan secara berkala lima tahun sekali. Mari kita sambut dengan suka cita, bukan dengan semangat kebencian atau permusuhan,” tandas Bamsoet.
Sepakat dengan Bamsoet, FSAB juga tidak rela pemilu dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin mengganggu stabilitas nasional. FSAB bersama DPR RI berdiri di garis depan menjaga bangsa Indonesia dari pertikaian.
Kepada saudara sebangsa yang sudah terlanjur larut dalam pertikaian akibat Pemilu, dihimbau sudah waktunya kita kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
“Pemilu seharusnya justru semakin mendewasakan kita bahwa berbeda pilihan adalah hal bisa. Persaudaraan sebangsa adalah selamanya,” demikian Suryo Susilo. (akhir)