ACEH UTARA, Beritalima – Puluhan peserta yang gugur menjadi Panitia Pengawas Lapangan (PPL) membuat aksi demo saat prosesi pelantikan PPL, Senin (11/06/18) di Langkahan, Aceh Utara.
Kegiatan yang diselengarakan di kantor Geuchik Paya Tukai, Kec. Langkahan, Kab. Aceh Utara itu dijadikan tempat oleh Panwascam untuk menyukseskan pelantikan dan sekaligus memberikan bimbingan tehnik kepada 23 peserta PPL yang telah dinyatakan lulus.
Protes para peserta yang gugur menuntut pembatalan kegiatan pelantikan yang dilangsungkan hari ini tersebut. Alasan mereka menyebutkan, penerimaan calon peserta PPL yang bersangkutan diwarnai aksi kecurangan.
Mereka menduga PPL telah mensiasati kelulusan terhadap para peserta yang dilantik hari ini. Sempat terjadi dorong mendorong antar pengawas keamanan acara pelantikan itu , yang terdiri dari aparat kepolisian sektor setempat dan anggota koramil Langkahan.
Meskipun, aksi protes yang dilontarkan oleh kaula muda tersebut, tidak mempengaruhi berlangsungnya pelantikan. Panwascam tetap menuntaskan kegiatan tersebut.
“Kami mau keadilan, penerimaan PPL harus demokrasi dan adil. Jangan mentang-mentang ada ikatan keluarga atau saudara bisa diluluskan begitu saja,” sorak yel yel para peserta yang gugur diluar gedung pelantikan. “hapus pungli, jangan mengandalkan uang yang justru merugikan banyak pihak yang telah berpendidikan,” teriakan mereka.
Aksi mereka sempat tegang, disaat beberapa peserta yang kecewa tersebut hampir menghancurkan speaker sound system yang diletakkan di depan pintu masuk ruangan pelantikan. Aksi itu, berhasil dicegat oleh personil polsek.
Kekecewaan mereka muncul ketika, beberapa orang yang diragukan lulus, justru mereka lulus murni. Bahka diantara mereka terdapat beberapa orang yang terdiri dari pegawai dan bendahara desa di Langkahan. Sedangkan, mereka juga mendapati salah satu peserta yang lulus dinyatakan telah mendaftarkan menggunakan ijazah palsu.
Usai pelantikan berlangsung, empat dari dua puluhan pendemo sempat melakukan mediasi dengan Panwascam. Panwascam menyediakan mereka waktu khusus untuk menerima protes mereka itu.
Diantaranya, mereka (pendemo) meminta kejelasan terhadap penyelenggarakan rekruitmen PPL. Mereka meminta track rekort serangkaian test dari Panwascam terkait. Saiful, Adnan, Yusmadi, dan Nasir terus mendesak Panwascam untuk mempublikasikan hasil kelulusan penerimaan PPL.
“Kami meminta nilai kelulusan kami diumumkan atau dipublikasikan, agar kami mengetahui siapa yang sebenar lulus dan siapa yang diluluskan. Tapi mereka tidak bersedia, hal ini kami lakukan, karena kami menemukan beberapa bukti kecurangan dalam penerimaan PPPL ini,” ungkap Saiful didampingi rekan-rekannya yang terdiri dari desa-desa di Langkahan.
Salah satu bukti temuan para peserta yang kecewa tersebut, adalah sebuah rekaman percakapkan yang mengungkapkan permainan uang dan penggunaan ijazah palsu oleh Panwascam.
Asnawi selaku ketua Panwascam Langkahan, susah untuk dimintai keterangannya. Ketua panwascam terkait terkesan menghindari dari konfirmasi media. Koneksi hpnya dengan wartawan tidak direspon oleh yang bersangkutan, sehingga menyebabkan, buntunya konfirmasi lebih kelanjut terhadap kebenara penyelewengan penerimaan PPL terkait.
Pelantikan tersebut turut hadir Geuchik Paya Tukai M. Yusuf, Muspika Plus mewakili dan sebanyak 23 peserta pelantikan serta puluhan peserta yang gugur yang sengaja hadir untuk membuat aksi protes.(EN)