JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr Hj Hetifah Sjaifudian mengatakan, pada masa pandemi virus Corona (Covid-19) ini Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dapat mengambil peran dalam mensukseskan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan Pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus mematikan ini.
Itu dikatakan politisi senior Partai Golkar ini ketika rapat virtual dengan Kepala Perpusnas, Syarif Bando akhir pekan ini. Rapat membahas Kebijakan Perpusnas terkait Dampak Pandemi Covid-19, alokasi DAK 2019, dan beberapa agenda lainnya.
Dalam rapat itu dipaparkan beberapa langkah yang telah diambil Perpusnas dalam menanggapi adanya wabah virus Corona, antara lain memperkuat layanan perpustakaan digital, membuat konten edukasi Covid-19, dan realokasi anggaran. Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menyarankan agar Perpusnas membantu memfasilitasi diskusi-diskusi yang dilakukan secara online.
Perpustakaan bukan hanya terkait buku, tetapi bagaimana membentuk ruang publik untuk pertukaran ilmu dan diskusi. “Bila sebelumnya perpustakan menyediakan ruang publik seperti auditorium, ruang baca, maka fasilitas yang sama juga dapat dibuat secara virtual oleh perpusnas dalam masa-masa ini,” ujar wakil rakyat dari Dapil Provinsi Kalimantan Timur ini.
Dikatakan Hetifah, pada masa pandemi ini banyak inisiatif kegiatan yang ingin diadakan masyarakat. Misalkan klub buku, atau sharing session dengan tema tertentu. Perpusnas dapat mengambil inisiatif menjadi host dengan memfasilitasi penggunaan conference call premium, agar bisa melibatkan partisipan yang banyak dalam waktu tak terbatas. “Ini bisa dimanfaatkan berbagai komunitas literasi, mahasiswa atau elemen masyarakat lainnya,” jelas Hetifah.
Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) ini mengatakan, komunitas-komunitas tersebut dapat mengajukan fasilitasi acaranya kepada Perpusnas secara online. Sebaiknya koleksi digital Perpusnas ditambah, terutama dengan judul-judul yang lebih populer.
“Bisa misalkan ditambah koleksi-koleksi New York Times Bestseller, yang harganya cukup mahal jika dibeli khususnya oleh anak muda. Tentu tanpa mengurangi juga dukungan terhadap buku-buku lokal kita. Semuanya dengan sistem peminjaman secara online,” papar perempuan berhijab ini.
Pada kesempatan itu, Hetifah juga mengingatkan, keberjalanan program-program Perpusnas di masa pandemi ini harus mengedepankan prinsip inklusivitas. “Agar mereka yang marjinal dan paling terdampak tetap bisa mendapatkan manfaatnya, dan tetap produktif di masa pandemi ini. Kita harus siapkan strateginya,” demikian Dr Hj Hetifah Sjaifudian. (akhir)