Terkait Kapal Tenggelam, PLN UIT JBM Pastikan Pasokan Listrik Pulau Bali Aman

  • Whatsapp

BALI, beritalima.com | Musibah tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali pada Rabu (2/7) lalu menyita perhatian publik. Tidak hanya terkait keamanan sistem transportasi laut, namun juga terkait dampaknya terhadap infrastruktur kelistrikan di dasar laut.

 

Di dasar laut perairan Selat Bali terdapat aset PLN berupa Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) 150 kV sejumlah empat sirkuit yang menyalurkan tenaga listrik dari Pulau Jawa ke Pulau Bali.

 

SKLT 150 kV yang membentang dari Ketapang Banyuwangi hingga ke Gilimanuk Bali itu menyalurkan tenaga listrik dengan beban sekitar 280 MW, yang notabene merupakan 30% sumber pasokan energi listrik Pulau Bali.

 

Bangkai kapal yang tenggelam di dasar laut tentu saja dapat menjadi ancaman terhadap keandalan penyaluran tenaga listrik dari SKLT 150 kV apabila terjadi pergerakan ekstrem.

 

Menyikapi hal tersebut, PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) bergerak cepat untuk memastikan bahwa aset yang dikelolanya dalam kondisi aman.

 

Dengan dukungan banyak pihak, mulai dari Tim SAR Gabungan, TNI AL, dan POLRI, serta berbagai instansi lain, pada Kamis (10/7) dinyatakan bahwa bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya telah terdeteksi jauh dari posisi Kabel Laut, berjarak sejauh 3,6 km dari posisi kabel laut.

 

Deputi Operasional dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksda TNI Ribut Eko Suyatno mengatakan, hasil pemindaian sonar menunjukkan objek berukuran 69,7 meter x 12 meter yang diduga kuat bangkai kapal itu ada pada kedalaman sekitar 52 meter berjarak sekitar 3,6 km dari kabel laut PLN.

 

“Ini lebih jauh dari dugaan sebelumnya yang hanya berjarak 30 meter dari kabel laut,” imbuhnya.

 

Temuan tersebut tentunya merupakan angin segar bagi PLN UIT JBM yang telah menerjunkan tim pengamanan dan pemeliharaan yang bersiaga 24 jam non-stop selama proses evakuasi Tim SAR berlangsung.

 

General Manager PLN UIT JBM, Handy Wihartady mengungkapkan, saat ini PLN telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan dan keamanan infrastruktur kabel bawah laut Jawa–Bali.

 

Melalui Posko Siaga di Gardu Induk Banyuwangi, tim pengamanan secara aktif melakukan pemantauan visual dan radar terhadap aktivitas permukaan laut di sekitar jalur kabel bawah laut, berkoordinasi intensif dengan otoritas pelayaran guna memastikan tidak ada aktivitas pelayaran yang dapat membahayakan kabel listrik bawah laut.

 

Dari sisi pasokan listrik, PLN memperkuat keandalan seluruh pembangkit di Pulau Bali sebagai langkah antisipatif agar dapat menopang sistem jika terjadi gangguan dari jalur interkoneksi Jawa-Bali.

 

Sebagai bagian dari pengaturan operasional, PLN juga dapat melakukan pembatasan transfer daya dari Jawa ke Bali apabila kejadian buruk menimpa kabel laut.

 

Sebagai bagian dari strategi backup dan mitigasi risiko terhadap potensi gangguan sistem kelistrikan, PLN telah mengimplementasikan sejumlah langkah terkoordinasi lintas unit di Bali yang mencakup aspek pembangkitan, transmisi, dan pengaturan sistem.

 

Pengamanan fisik dan kesiapsiagaan personel di seluruh Gardu Induk (GI) juga ditingkatkan secara intensif sebagai bagian dari upaya menjaga kontinuitas pasokan listrik.

 

“Berbagai upaya yang kami lakukan ini merupakan wujud komitmen kami dalam menjaga keandalan pasokan listrik, terutama di wilayah strategis seperti Bali yang memiliki peran penting dalam sektor pariwisata dan kegiatan ekonomi lainnya,” kata Handy.

 

“Kami nyatakan bahwa penyaluran tenaga listrik untuk Pulau Bali saat ini dalam kondisi normal dan aman, dan berharap dengan dukungan seluruh pihak kita dapat menjaga kondisi ini agar masyarakat dapat tetap menikmati energi listrik yang andal,” pungkas Handy. (Gan)

 

Teks Foto: Evaluasi operasi SAR terkait tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali dan adanya SKLT 150 kV di dasar laut.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait