JAKARTA, Beritalima.com– Deklarator sekaligus Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah mengatakan, Indonesia bakal maju jika rakyatnya kritis terhadap jalannya negara dan roda pemerintahan seperti yang disampaikan comedian Bintang Emon.
“Orang semacam Bintang Emon, yang mempunyai kepedulian terhadap negara ini seharusnya diperbanyak, bukan malah dibungkam atau difitnah macam-macam,” kata Fahri Hamzah dalam keterangan tertulis melalui WhatsApp(WA) yang diterima Beritalima.com, Selasa (23/6).
Menurut Wakil Ketua DPR RI 2014-2019 itu, Bintang Emon dalam melihat kasus yang penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan itu sudah bertahun-tahun, putar sana, putar sini, undur sana, undur sini. Sayangnya, setelah sekian tahun, Jaksa datang hanya memberikan tuntutan satu tahun.
“Ini usia kita nonton sandiwara, sudah diganti Kapolri dua kali, tapi tiba-tiba Jaksa datang dengan tuntutan cuman satu tahun. Come on! Kan harusnya negara yang instropeksi ‘ada apa dalam negara kayak gini, kok hukum dijadikan sandiwara ‘. Jadi yang tidak tertib itu negara bukan rakyat,” ketus Fahri.
Laki-laki berdarah Sumbawa, NUsa Tenggara Barat (NTB) itu mengatakan, kalau kasus (Novel) ini, ekornya dulu pada konflik kelembagaan yang tidak pernah mau diselesaikan di dalam negara. Jadi yang tidak tertib itu negara, bukan rakyatnya.
“Itu yang menurut saya, mentalistasnya itu yang harus dibalik. Negara yang tidak tertib. Kalau rakyat ini, negaranya tertib itu peribahasa lama orang Indonesia itu ‘Guru kencing berdiri, murid kencing berlari’. Kalau kita terapkan ke dalam negara, kalau negara itu tidak tertib, ya rakyatnya kacau. Jadi yang harus instrofeksi itu yang dapat amanah, bukan rakyat yang harus introspeksi diri,” kata Fahri yang terkenal kritis ketika masih dipercaya sebagai wakil rakyat. (akhir)