BANGKALAN, beritalima.com | Situs Langgar Sorat dan Jimad tidak jadi dibebaskan atas kesepakatan tokoh Polemik Langgar Jimad dan Langgar Sorat di pisiai KKJSM barat dan timur Desa Sekar Bungoh sudah clear.
Hal ini dipicu karena miskomunikasi antara masyarakat dan kepala desa Sukolilo Barat.
“Hal ini karena kepala desa kurang sosialisasi ke masyarakat”, terang Kanit Reskrim Polsek Labang, Romie. menirukan keluh kesah warga Sukolilo Barat.
Terus terang, lanjutnya, pihaknya tidak ada tujuan apa – apa. “Kami hanya menjembatani, tambah Romie dalam acara sosialisasi dengan tokoh Labang.
Ra.Khoir, menyilahkan ahli warisnya menjual tanahnya, tapi situs itu jangan di rubah atau di pindah demi masa depan bersama.
“Uangnya musholla itu mau diwakafkan ke siapa,” tanya Ra.Khoir selaku ketua Forkoum.
Sementara itu, Harun Al Irsad, SH mendapat petutur dari masyarakat, wangsit yang diceritakan, bahwa bermimpi agar langgar Sorat ini supaya dijaga.
Pada saat itu, M. Nur, mantan Gubenur Jatim dan juga tokoh masyarakat Madura, peduli sekali dengan Langgar tersebut sebagai tempat penyebaran agama Islam. Dulu design jembatan ini sempat di belokkan 5 derajat, karena menembus langgar.
“Saya 30 tahun bersama masyarakat , saya akan bicara dengan Gubenur dan Presiden ,” katanya Harun Al Irsad mengkritisi lemahnya kerja BPWS.
Menurutnya, BPWS ini kurang berkomunikasi dan leaderchip dengan tokoh di Madura. Akibatnya terjadi gejolak di masyarakat terkait pembebasan.
“Kita akan bicara dengan BPWS dan akan membuat MoU,” katanya,
Sebetulnya belajar dari kasus waduk Nipah di Sampang, sempat digambarkan oleh Harun, siteplan jembatan Suramadu ini akan dikemas gerbang spektakuler disaat kepemimpinan Edi.
“Pada era presiden Habibie dan M.Nur ,masih menghormati situs ini. Sehingga siteplan di belokkan 5 derajat. Masa’ BPWS seperti ini aja tidak bisa,” tandasnya.
Melihat kredibilitas Harun, Ra. Khoir mewakili masyarakat dan tokoh Bangkalan selaku Gerbang jembatan Suramadu, mengatakan, pihaknya akan mengajukan tokoh dari Bangkalan supaya bisa menjadi wakil dari struktur di BPWS. Supaya bisa berkomunikasi dengan masyarakat Madura pada umumnya,” tuturnya.
Kades Radjeman, mengatakan, benar Langgar itu. Dax nanti ada kesepakatan antara ahli waris dengan BPWS terkait pembebasan dan ganti untung. Sementara ini ,sisi timur dulu yang di ukur, setelah selesai kemudian sisi barat,” terang kades Sukolilo Barat.
Sementara itu Ra Khoir selaku ketua Forkoum, berpesan jangan samapai situs Langgar Cagar budaya itu masuk ranah pembebasan.
Sedangkan Camat Labang, Rozi, ketika dikonfirmasi melalui whatsapp, meminta supaya wilayahnya tetap kondusif. (Ahm).